Sementara Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul mengatakan pemerintah kabupaten menjadikan industri kreatif merupakan salah satu fokus utama dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Industri kreatif, utamanya yang berskala kecil (rumahan) dan menengah sangat cocok dengan karakter masyarakat Minang yang egaliter, inovatif dan kaya akan ide-ide yang bernilai jual tinggi.
Pemerintah kabupaten menilai ekonomi kreatif memiliki prospek sangat bagus, bahkan menargetkan omzet industri kreatif Rp50 miliar di 2026 seiring pengembangan pariwisata daerah yang terus berlanjut.
Apalagi Pesisir Selatan kini masuk dalam daerah tujuan wisata di Sumatera Barat yang terkonfirmasi dari trend dengan kunjungan wisatawannya yang terus naik setiap tahun.
“Sebagai contoh lebaran tahun ini tingkat kunjungan wisatawan ke Pesisir Selatan lebih dari 500 ribu orang. Nah, tingkat kunjungan Itu merupakan potensi pasar yang cukup besar,” terangnya.
Pemerintah kabupaten terus memberikan stimulan terhadap pelaku usaha kreatif, baik berupa bantuan, modal maupun kebijakan, sehingga lebih berdaya saing di tengah kian ketatnya kompetisi di industri sejenis.
Kemudian memanfaatkan produk yang mereka hasilkan, sejalan dengan program peningkatan penggunaan produk lokal serta melindungi hak kekayaan intelektualnya melalui dukungan kemudahan izin dan paten.
Menurutnya berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) trend nilai produksi industri kecil dan menengah Pesisir Selatan dalam dua tahun terakhir cenderung naik, meski di tengah pandemi COVID-19.
“Ini kabar baik dan sekaligus motivasi bagi pemerintah kabupaten dan pelaku usaha untuk terus meningkatkan pertumbuhannya, sehingga memberikan kesejahteraan,” ujar mantan Asisten II Pemkab Pesisir Selatan itu. (rdr/ant)