5.000 Meter Batik Tanah Liek Pessel Habis Dipesan selama Temu Bisnis di Batam

Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul, Ketua TP PKK, Titi Rusma Yul Anwar dan pelaku usaha industri kreatif Pesisir Selatan ketua temu bisnis di Batam. (ANTARA)

PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Ketua TP PKK Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat Titi Rusma Yul Anwar mengungkapkan batik tanah liek asal daerah itu laris manis pada pelaksanaan temu bisnis yang digelar di Batam, Kepri.

Pada kesempatan itu sedikitnya 5.000 meter habis dipesan berbagai komunitas, bahkan Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (PKPS) Kepri berniat membuka galeri batik tanah liek dan kerajinan lokal Pesisir Selatan lainnya.

“Alhamdulillah, semoga ini menjadi awalan yang baik baik perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) daerah kita,” ujar Titi dalam keterangan resminya yang diterima Antara.

Temu bisnis yang berlangsung di Hotel Nagoya Hill Batam diikuti 14 kabupaten/kota di Sumatera Barat. Dari jumlah itu hanya 8 kabupaten/kota yang difasilitasi Pemerintah Provinsi, salah satunya Kabupaten Pesisir Selatan.

Kegiatan dihadiri Ketua Dekranas Sumatera Barat, Harneli Mahyeldi, Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Pesisir Selatan, Mimi Riarty Zainul, pembeli, Kadin, Gebu Minang dan pelaku usaha.

Titi melanjutkan pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha industri kreatif, sejalan dengan visi-misi pemerintah kabupaten yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Kemudian membantu pemasaran produk kreatif melalui berbagai promosi, mengikuti berbagai event maupun seperti temu bisnis serta berbagai ajang promosi lainnya, baik skala regional, nasional dan internasional.

Bahkan TP PKK baru-baru ini, ulas Titi juga turut mempromosikan produk industri kreatif unggulan Pesisir Selatan di ajang pertemuan isteri bupati se-Sumatera Barat yang digelar di Painan Convention Center, Painan.

“Itu merupakan bentuk keseriusan TP PKK dalam mendukung pengembangan industri kreatif daerah agar bisa berkembang lebih baik, bahkan mampu bersaing di kancah internasional,” tutur Titi.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul mengatakan pemerintah kabupaten menjadikan industri kreatif merupakan salah satu fokus utama dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Industri kreatif, utamanya yang berskala kecil (rumahan) dan menengah sangat cocok dengan karakter masyarakat Minang yang egaliter, inovatif dan kaya akan ide-ide yang bernilai jual tinggi.

Pemerintah kabupaten menilai ekonomi kreatif memiliki prospek sangat bagus, bahkan menargetkan omzet industri kreatif Rp50 miliar di 2026 seiring pengembangan pariwisata daerah yang terus berlanjut.

Apalagi Pesisir Selatan kini masuk dalam daerah tujuan wisata di Sumatera Barat yang terkonfirmasi dari trend dengan kunjungan wisatawannya yang terus naik setiap tahun.

“Sebagai contoh lebaran tahun ini tingkat kunjungan wisatawan ke Pesisir Selatan lebih dari 500 ribu orang. Nah, tingkat kunjungan Itu merupakan potensi pasar yang cukup besar,” terangnya.

Pemerintah kabupaten terus memberikan stimulan terhadap pelaku usaha kreatif, baik berupa bantuan, modal maupun kebijakan, sehingga lebih berdaya saing di tengah kian ketatnya kompetisi di industri sejenis.

Kemudian memanfaatkan produk yang mereka hasilkan, sejalan dengan program peningkatan penggunaan produk lokal serta melindungi hak kekayaan intelektualnya melalui dukungan kemudahan izin dan paten.

Menurutnya berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) trend nilai produksi industri kecil dan menengah Pesisir Selatan dalam dua tahun terakhir cenderung naik, meski di tengah pandemi COVID-19.

“Ini kabar baik dan sekaligus motivasi bagi pemerintah kabupaten dan pelaku usaha untuk terus meningkatkan pertumbuhannya, sehingga memberikan kesejahteraan,” ujar mantan Asisten II Pemkab Pesisir Selatan itu. (rdr/ant)

Exit mobile version