PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Batovia di Desa Bato, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumatera Barat mengembangkan usaha penggemukan sapi guna memenuhi kebutuhan hewan kurban di desa dengan keuntungan yang diperoleh mencapai puluhan juta.
“Ide usaha ini berawal ketika melihat kebutuhan hewan kurban di desa setiap tahunnya sekitar 12 ekor. Alhamdulillah pada 2021 dari lima ekor sapi yang digemukkan keuntungan diperoleh sekitar Rp27 juta,” kata Kepala Desa Bato Syafriyal Syam di Pariaman, Kamis (7/7/2022).
Ia mengatakan keuntungan tersebut dilakukan bagi hasil 60 persen untuk pengelola dan 40 persen untuk BUMDes. Pengelola penggemukan sapi tersebut merupakan pemuda setempat yang rata-rata belum memiliki pekerjaan tetap.
Dengan pola tersebut, lanjutnya maka tidak saja dapat mengarahkan pemuda pada kegiatan positif namun juga memberikan peluang usaha yang menjanjikan.
Karena melihat keuntungan yang diperoleh tersebut, lanjutnya maka pada tahun yang sama pihaknya membeli sembilan ekor sapi yang dananya dari modal hasil penjualan hewan kurban dan penambahan modal dari desa.
“Sekarang sembilan sapi tersebut telah ada pembelinya, semuanya memenuhi kebutuhan di desa. Harga jualnya berkisar Rp16 juta,” katanya.
Ia mengatakan tahun depan pihaknya akan menambah jumlah sapi kurban sehingga secara bertahap memenuhi seluruh kebutuhan desa serta desa lainnya.
Selain itu BUMDes tersebut juga berencana mengembangkan usaha budidaya sapi serta pengolahan kotorannya menjadi gas untuk memenuhi kebutuhan warga terhadap bahan bakar tersebut. “Tentu ini memerlukan penghitungan yang matang,” ujar dia.
Ia juga menyampaikan seluruh sapi kurbannya telah diperiksa oleh petugas peternakan dan diberikan vaksin serta dinyatakan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kota Pariaman Hendri mengatakan jumlah BUMDes di daerah itu telah mencapai 44 BUMDes. “Sekitar 20 persen BUMDe bisa dikatakan sehat dan beroperasi. Kami sudah membentuk tim untuk menginventaris permasalahan-permasalahan yang ada di BUMDes di Pariaman,” kata dia.
Ia mengatakan meskipun potensi usaha dari BUMDes Batovia besar namun menurutnya perlu dilakukan pembinaan pelaporan keuangan dan pengelolaan BUMDes agar ke depannya badan usaha itu dapat lebih berkembang.
Ia menambahkan pihaknya sempat mengkhawatirkan penjualan sapi di BUMDes tersebut karena merebaknya kasus PMK namun ternyata pemerintah desa telah mengantisipasi dengan pemeriksaan kesehatan ternak oleh dinas terkait.
Wali Kota Pariaman Genius Umar mengatakan usaha yang dijalankan BUMDes harus sesuai dengan potensi desa setempat dan harus dilakukan studi kelayakan. “Jadi selain dapat mendapatkan keuntungan juga memberikan pelayanan publik,” tambahnya. (rdr/ant)