PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar, Siti Aisyah, mengapresiasi Semen Padang yang telah meluncurkan aplikasi Nabuang Sarok yang tentunya, dapat menekan jumlah pengiriman sampah ke TPA setiap harinya.
Apalagi, aplikasi Nabuang Sarok juga dapat mengurai persoalan pemilahan sampah yang selama ini menjadi problem bersama.
“Selama ini, sampah rumah tangga yang dipilah masyarakat tidak tahu kemana diserahkan. Nah, sekarang ini Semen Padang menjawabnya dengan meluncurkan aplikasi Nabuang Sarok. Dan menariknya, masyarakat yang menabung sampahnya juga dapat poin yang bisa digantikan dengan barang,” katanya.
Aplikasi Nabuang Sarok ini, sebutnya, merupakan sebuah inovasi yang sangat menarik di Semen Padang dan diharapkan aplikasi ini juga dapat dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah. “Minimal, dicoba dulu oleh sekolah-sekolah yang berada di lingkungan perusahaan Semen Padang,” ujarnya.
Sementara itu, M. Bijaksana Junerosano, dalam seminar “Langkah Bijak Pilah Sampah” menyebut persoalan sampah, merupakan efek gunung es. Dia terjadi akibat dari masalah-masalah yang ada di bawahnya. Kalau masalah di bawahnya tidak teratasi, dia akan semakin besar.
“Saat ini, kita mengatasinya di level yang kelihatan. Banyak masalah sampah yang terlihat selain masalah kotor, bau dan banjir, yaitu masalah hewan mati akibat makan plastik, tingginya penyakit diare dan ISPA, bencana longsor di TPA,” katanya.
Berbagai macam permasalahan itu disebabkan oleh pola perilaku pengelolaan sampah, seperti buang sampah sembarangan, bakar sampah sembarangan tempat, tidak memilah sampah. Untuk itu, ia pun merekomendasikan tiga langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah.
Pertama, kata dia, membangun sistem terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan prinsip Circular Economy menuju Zero Waste Indonesia. Sistem ini mencakup regulasi, kebijakan penegakan, infrastruktur teknis operasi dan mekanisme khusus pembiayaan yang tepat, dan lain-lain.
Langkah kedua, pemimpin perlu memahami sistem pengelolaan sampah dengan baik dan komprehensif, serta harus berani atau tegas untuk dapat mengintegrasikan sistem di dalam semua pemangku kepentingan. Menurutnya, tanpa kepemimpinan, upaya integrasi tidak akan tercapai.
Kemudian langkah ketiga, kampanye dan edukasi. Menurut Junerosano, keberhasilan pengelolaan sampah membutuhkan partisipasi masyarakat dan poin pentingnya adalah kemampuan dan kemauan untuk memilah, serta biasakan membuang sampah pada tempatnya.
“Tiga hal ini merupakan kunci agar sampah dapat diolah dengan teknologi yang baik dan tepat untuk memenuhi pengelolaan yang bertanggung jawab.”
“Namun begitu, tidak mudah mewujudkan tiga hal tersebut. Butuh dorongan banyak pihak, dan menurut saya aplikasi Nabuang Sarok ini salah satu yang dapat mendorong perubahan perilaku pengelolaan sampah,” katanya. (rdr)