Ia menilai ini tidak lepas dari edukasi dan pengawasan yang dilakukan OJK hingga dukungan dari pemerintah yang membuat produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan anak muda.
“Ketika pasar semakin baik, pengawasan ketat maka orang akan semakin percaya bursa akan semakin antusias,” katanya.
Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan terus berupaya meningkatkan akses keuangan masyarakat dalam rangka mewujudkan tercapainya inklusi keuangan sehingga publik dapat menggunakan layanan yang disediakan industri jasa keuangan.
“Berdasarkan survei yang dilakukan pada 2019 indeks literasi keuangan warga Sumbar baru 34,55 persen dan indeks inklusi keuangan baru 66,75 persen atau sedikit di atas Jambi dan jauh di bawah Sumatera Utara yang telah mencapai 93 persen,” kata Kepala OJK Sumbar Yusri.
Menurut dia perlu komitmen bersama semua pihak termasuk pelaku industri jasa keuangan untuk meningkatkan inklusi keuangan di Sumbar karena target nasional pada 2024 mencapai 90 persen.
Yusri mengemukakan inklusi keuangan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan karena semakin tinggi inklusi keuangan kian tinggi kesejahteraan yang berujung pada kian rendahnya angka kemiskinan. (rdr/ant)