Pariwisata Nagari Sumpur ini perlu digenjot, sebut Audy, karena berdasarkan informasi dari masyarakat Sumpur disebutkan bahwa 90 persen masyarakat Sumpur adalah nelayan.
“Kalau pariwisata daerah ini berkembang, tentunya bisa menjadi aktifitas ekonomi bagi masyarakat Nagari Sumpur, selain nelayan,” tuturnya.
Dirut SIG Donny Arsal menyebut bahwa upaya konservasi ikan bilih yang dilakukan PT Semen Padang bersama UBH ini harus dilakukan dengan skala yang lebih besar lagi. Dan SIG, komitmen untuk mendukungnya.
“Kalau bisa program konservasi ini jadi edukasi bagi masyarakat, bagaimana membudidayakan bilih di luar habitatnya,” kata Donny.
Dia menyebut, program konservasi ikan bilih ini cukup efektif dalam menjaga kelestarian ikan bilih yang terancam punah.
Namun begitu, ia berharap konservasi ikan bilih yang dilakukan PT Semen Padang bersama UBH ini juga sejalan dengan pembatasan penggunaan bagan dan lain sebagainya.
“Ini mesti dilakukan sekaligus, jadi antara pembibitan berjalan agresif, masif, dan upaya mencegah kepunahan bisa dilakukan secara paralel. Kami dari SIG dan Semen Padang, akan terus mensupport kelestarian ikan ini.”
“Dan kami pun juga berterima kasih kepada Nagari Sumpur yang welcome terhadap kita, termasuk UBH yang telah membantu kita,” ujarnya. (rdr)