Saat ini, kata Wigyo perusahaan tambang batubara di Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, yakni PT Bumi Bara Andalas mulai melirik Panasahan sebagai pelabuhan ekspornya.
Kantor Penilai Kekayaan dan Lelang Negara (KPKNL) Kota Pasang sedang melakukan survei kelayakan besaran sewa lapangan penumpukan di pelabuhan itu, karena masih di bawah Kementerian Perhubungan.
Dirinya optimis dengan adanya kegiatan ekspor di Panasahan dapat menstimulasi percepatan pengembangan kawasan darat pelabuhan itu, sehingga fungsinya menjadi lebih optimal.
“Sekarang dalam tahap pengusulan. Beberapa persyaratan sudah mulai rampung,” sebutnya.
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan telah menyiapkan detail enginering design (DED) yang selanjutnya akan disusul dengan pembuatan masterplant (rencana induk) dan revitalisasi dermaga lama.
Kawasan darat pelabuhan rencananya dikembangkan di atas lahan seluas 10 Hektare. Beberapa diantaranya telah dibebaskan, bahkan pemerintah kabupaten sudah menyerahkannya pada kementerian.
“Kami berharap persyaratan bisa selesai secepatnya agar kegiatan bisa terlaksana pada tahun anggaran 2023. Itu target kami,” tuturnya.
Ia berharap semua pihak mendukung upaya percepatan tersebut, khususnya warga di sekitar pelabuhan. Keberadaan pelabuhan yang aktif dipastikan bakal meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. (rdr/ant)