PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kepala Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Bappeda Provinsi Sumbar, Benny Sati, juga merespons positif PT Semen Padang yang telah bersinergi dengan Dinas Kehutanan dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.
“Kami dari Bappeda sebagai yang mengkoordinir pembangunan di daerah, sangat mengapresiasi kerjasama antara Semen Padang dengan Dinas Kehutanan.”
“Apalagi, kerjasama ini mengarah pada konsep penghijauan yang juga menjadi salah satu konsep pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Menurutnya, jika pendapatan masyarakat sekitar hutan meningkat, maka tekanan terhadap hutan seperti eksploitasi dan illegal logging akan semakin kecil. Sebab, illegal logging dan kebakaran hutan selama ini menjadi salah satu penyebab emisi.
“Jadi, jika masyarakat sekitar hutan menanam dan merawat kaliandra untuk menghasilkan wood pellet, maka mereka tidak akan lagi melakukan penebangan hutan secara liar dan mereka tentunya akan bisa menjaga hutan dari tindakan eksploitasi,” bebernya.
Sementara itu, Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri menyebut bahwa pihaknya berterima kasih Kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar yang telah mengajak untuk bersinergi dalam pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.
Apalagi, dalam sinergi ini juga terdapat kesamaan visi antara Semen Padang dengan Dinas Kehutanan, terlebih untuk aktifitasi penghijauan ini.
“Dengan adanya kesamaan visi ini, tentunya akan menjadi lebih cepat dalam pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui penanaman pohon kaliandra yang menjadi program unggulan TJSL Semen Padang ke depannya.”
“Meski begitu, kami tidak bicara hasilnya lebih cepat, tapi bagaimana kami menjadi pilot project untuk daerah lain. Kita tidak bicara lokal, tapi skalanya nasional,” kata Oktoweri.
Di samping pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, tambah Oktoweri, penanaman pohon kaliandra ini juga sejalan dengan program green industry.
“Kaliandra ini sebelumnya sudah kami tanam di kawasan reklamasi tambang batu kapur PT Semen Padang. Target kami bulan depan, akan ditanam di luar. Rencananya, di lahan kritis di Desa Kolok Nan Tuo, Sawahlunto,” tutupnya. (rdr)