PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UMK) mengadakan pelatihan bertajuk “pemasyarakatan e-commerce bagi usaha mikro di Kota Padang” pada Jumat (26/8/2022) di Hotel Mercure Padang.
Acara ini diinisiasi oleh anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade yang dihadiri Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM Eddy Satriya, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang Ferri Erviyan Rinaldi serta puluhan pelaku usaha di Kota Padang.
Andre Rosiade saat membuka pelatihan, menyebut pelatihan dan seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan peran aktif pelaku usaha khususnya UMKM dalam pemanfaatan e-commerce sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas usaha.
Ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini mengatakan, ekonomi digital adalah masa depan dunia. Saat ini pengguna aktif media sosial di dalam negeri tercatat sebanyak 72 juta akun pada 2015. Angkanya kemudian naik 136,11% menjadi 170 juta akun pada 2021.
Tak hanya media sosial, masyarakat pun semakin adaptif dengan pembayaran berbasis elektronik. Nilai transaksi uang elektronik juga mengalami pertumbuhan 94,65% (yoy) dari Rp16,08 triliun menjadi Rp31,3 triliun pada November 2021.
Kemudian, kata Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat ini, BPS juga mencatat jumlah usaha yang berjualan secara daring (online) di Indonesia mencapai 2,36 juta unit pada 2020.
Proporsi tersebut telah mencapai 25,25% dari total bisnis di Indonesia. Berdasarkan wilayahnya, mayoritas atau 75,16% pelaku usaha daring masih berasal dari Pulau Jawa. Sumatera hanya sekitar 24%.
Lalu, berdasarkan data dari Temasek, dan Bain & Company, value dari ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 70 miliar menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Potensi ekonomi digital tersebut pun masih akan terus tumbuh ke depannya. “Kita jangan sampai ketinggalan untuk ikut memanfaatkannya,” kata Andre.
Andre menegaskan, e-commerce sebagai salah satu bentuk dari ekonomi digital perlu diperkenalkan lebih luas kepada pelaku usaha.
Melalui kegiatan pelatihan ini, Andre berharap dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan yang bermanfaat untuk diimplementasikan dalam kegiatan bisnis pelaku usaha di Kota Padang.
“Mudah-mudahan pelatihan ini betul-betul bisa bermanfaat dan menumbuhkembangkan UMKM di Kota Padang,” ujar Andre.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM Eddy Satriya menjelaskan alasan dipilihnya Kota Padang sebagai tempat dilaksanakannya pelatihan e-commerce ini.
Karena usaha mikro di Kota Padang yang terdampak COVID-19 perlu ditingkatkan, dengan harapan usaha-usaha tersebut bisa bangkit dan pulih lebih cepat.
“Dengan memanfaatkan e-commerce ini, kita harapkan pelaku usaha mikro di Padang bisa mendapat alternatif solusi dari kesulitan ekonomi selama ini.”
“Mereka bisa meningkat dengan jenis produk yang sama, bisa juga mereka mengalihkan produk-produk atau penjualan mereka. Karena kita tahu Padang itu kreatif.”
“Momentum e-commerce ini datang dalam momentum COVID-19, dan ini harus dimaksimalkan. Karena Padang sebagai salah satu ibu kota di Sumatera yang memang harus kita perhatikan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi di Sumatera,” jelasnya.
Ia menyebut jumlah pelaku usaha mikro di Indonesia yang terdampak COVID-19 hampir setengahnya dari total 64 juta pelaku usaha.
Kendati demikian, ia menegaskan, Pemerintah langsung bergerak cepat membantu pemulihan ekonomi dengan membentuk Komite Penanganan COVID-19 Pemulihan Ekonomi Nasional atau KPC-PEN.
Pemerintah kemudian menggelontorkan anggaran hampir Rp700 triliun untuk semua sektor demi menggerakan kembali perekonomian yang babak belur akibat COVID-19.
“Dari total uang Rp700 triliun itu, hampir seperenamnya dialokasikan untuk pemulihan di sektor koperasi dan UMKM. Tahun 2020 itu sekitar Rp123 triliun dan sekitar Rp110 triliun lagi di tahun 2021,” ujarnya.
Melalui bantuan-bantuan ini katanya, pelaku usaha yang terdampak dapat segera bangkit dari keterpurukan akibat COVID-19.
“Ada bantuan melalui subsidi bunga, ada pajak penghasilan ditanggung pemerintah, ada dana restrukturisasi, dan banpres produktif usaha mikro. Kita usahakan mereka tidak lama terdampak dan bisa bangkit dengan bantuan-bantuan itu,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang, Ferri Erviyan Rinaldi mengatakan, pelaku usaha mikro harus mampu beradaptasi di era ekonomi digital. Karena teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi digital.
Ia menyebut, di Kota Padang terdapat sekitar 40 ribu pelaku usaha mikro yang tersebar di berbagai sektor seperti kuliner, jasa dan lain-lain.
Saat ini jumlah jumlah pelaku usaha yang telah memanfaatkan ekonomi digital terus meningkat setiap tahunnya. Hingga Juli 2022, 1.138 pelaku usaha sudah memanfaatkan e-commerce.
“Kita mendorong, melalui kegiatan ini ke depan akan semakin banyak pelaku usaha di kota Padang yang memanfaatkan e-commerce dalam pemasarannya produknya,” harapnya. (rdr)