“Di Singai Pinang, ada lahan sekitar 6 Ha yang berpotensi ditanami kaliandra. Kami pun juga sudah berkoordinasi, dan untuk penananamannya akan bekerjasama dengan kelompok tani di Sungai Pinang,” ujarnya.
Selain di Sungai Pinang, daerah lainnya yang berpotensi dapat ditanami kaliandra adalah di Kabupaten Agam. Di sana, ada dua nagari yang masuk dalam perencanaan, yaitu Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, dan Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya.
“Di Simarasok, potensi lahan yang bisa ditanam kaliandra ada sekitar 80 Ha, dan kami pun akan bekerja sama dengan lembaga pengelola hutan Nagari Simarasok.”
“Sedangkan di Koto Malintang, potensinya sekitar 60-80 Ha, dan kami pun juga akan bekerjasama dengan Blue Lake Initiative Fondation,” bebernya.
Rinold menambahkan, sebagai persiapan untuk penanaman ribuan bibit kaliandra di sejumlah daerah tersebut, PT Semen Padang bekerjasama dengan UPTD Balai Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, telah melakukan penyemaian bibit kaliandra.
“Ada sekitar 200 ribu bibit kaliandra yang telah disemai, dan ratusan ribu bibit tersebut nantinya akan ditanam untuk lahan seluas 20 Ha. Bibit tersebut berasal dari Klaten, Jawa Tengah,” tuturnya.
Seperti diketahui, penanaman pohon Kaliandra di kawasan perhutanan sosial di Sumbar merupakan arahan dari Gubernur Sumbar dalam memberdayakan masyarakat sekitar hutan.
Bahkan, Pemprov Sumbar bekerjasama dengan PT Semen Padang telah melakukan MoU tentang Pemberdayaan Mayarakat Sekitar Hutan yang dilakukan pada 28 Maret 2022.
MoU itu kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan perjanjian kerjasama tentang (PKS) pemberdayaan masyarakat sekitar hutan antara PT Semen Padang dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, di Wisma Indarung, Rabu (24/8/2022). (rdr)