Bahkan, pengetatan kebijakan moneter The Fed yang menaikkan suku bunga acuan guna menekan inflasi bisa mengancam pasar kripto.
Pada akhirnya harga komoditas yang lebih tinggi dan daya beli melemah membuat investor akan menjauhi market.
“Ini yang mulai terasa di Indonesia, investor memilih menunggu momen yang tepat untuk masuk kembali ke market kripto, di saat situasi makroekonomi sudah stabil,” jelasnya.
Meski nilai transaksi kripto menurun, napas pertumbuhan jumlah investor di Indonesia masih terasa.
Per Agustus 2022, Indonesia memiliki 16,1 juta pelanggan aset kripto atau rata-rata setiap bulan jumlah pelanggan terdaftar bertambah sebesar 725 ribu. (rdr/cnn)
Laman 2 dari 2 Laman