PADANG, RADARSUMBAR.COM – PT Semen Padang bersama Politeknik Negeri Padang (PNP), melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Senin (17/10/2022).
Digelar bersamaan dengan Dies Natalis PNP ke-35 di Ruang Pertemuan Lantai II Gedung C Kampus PNP, MoU itu ditanda tangani oleh Direktur Utama PT Semen Padang Ir. Asri Mukhtar, MM. Sedangkan dari PNP, diteken Direktur PNP, Dr. Surfa Yondri.
Penandatangan MoU itu disaksikan langsung Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kiki Yulianti dan Dewan penyantun PNP Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim serta dihadiri Direktur Operasi PT Semen Padang, Indrieffouny Indra.
Selain itu, juga hadir Ketua Senat PNP, Ir. Takdir Alamsyah dan sejumlah staf pengajar di lingkungan PNP, serta sejumlah staf pimpinan di PT Semen Padang yang terdiri dari Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan, Iskandar Z Lubis, Kepala Departemen Bisnis Inkubasi Non Semen, Pri Gustari Akbar dan Kepala Unit Humas & Kesekretariatan, Nur Anita Rahmawati.
Dirut PT Semen Padang Asri Mukhtar mengatakan, MoU dengan PNP ini dilakukan melalui kolaborasi beberapa program.
Di antaranya, kerjasama pengembangan kompetensi teknikal yang meliputi Teknik listrik dan instrumentasi, Teknik mesin, Teknik Sipil, alat berat berupa magang, studi kasus dan penelitian dosen dan mahasiswa.
Pemanfaatan sarana dan prasarana Semen Padang untuk proses pembelajaran antara lain dengan melakukan kolaborasi pekerjaan di area Workshop Semen Padang, pemenuhan kompetensi mahasiswa/dosen/tenaga pendidik dibidang Total Productive Maintenance (TPM), Kesehatan dan keselamatan kerja dan leadership.
Kemudian, penjajakan peluang pembukaan program studi teknologi semen di PNP, kerjasama dalam Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berkolaborasi dengan pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Semen Padang.
“Saat ini di Indonesia, ada 10 perusahaan besar persemenan, dan belum ada jurusan khusus teknologi persemenan. Nah, kalau PNP mampu membuka program studi teknologi semen, maka PNP satu-satunya Politeknik yang memiliki program studi teknologi semen di Indonesia,” kata Asri Mukhtar.
Pada kesempatan itu, Asri Mukhtar juga menyampaikan orasi ilmiah Dies Natalis PNP ke-35 yang di dalamnya, membahas Sumbar rawan gempa dan solusi membangun rumah tahan gempa menggunakan Sepablock.
Kata dia, Semen Padang sedang mengembangkan produk inovasi berupa Interlocking Brick dengan brand Sepablock yang bisa menjadi solusi untuk pembangunan rumah tahan gempa.
Bahkan, Semen Padang juga mengaplikasikan produk inovasi tersebut untuk membangun rumah korban gempa di Pasaman Barat dengan berkolaborasi bersama PNP.
Kolaborasi itu dimulai dari desain rumah, hingga pelatihan tukang untuk membangun rumah korban gempa menggunakan Sepablock.
“Pelatihan tukang ini dilakukan, karena di Sumbar belum banyak tukang yang berpengalaman dalam pemasangan Sepablock. Pelatihan tukang telah dilaksanakan sejak 13 Oktober dan akan berakhir pada 29 Oktober mendatang,” ujarnya.
Asri Mukhtar juga menyampaikan bahwa Semen Padang dan PNP memiliki kedekatan emosional sejak dahulu, dan itu terlihat dari banyaknya lulusan PNP yang berkarir di Semen Padang. Jumlahnya, 203 orang atau 14 persen dari total karyawan Semen Padang.
“Dari jumlah tersebut, juga ada lulusan PNP yang mencapai karir Band 3 dan Band 2. Rinciannya, di Band 3 sebanyak 32 orang atau 18 persen dari jumlah band 3, dan di Band 2 sebanyak 3 orang atau 3 persen.”
“Makanya melalui MoU ini, kedekatan emosional PNP dan Semen Padang harus dipertahankan dan ditingkatkan ke depannya,” tutur Asri Mukhtar.
Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliarti, M.Sc dalam orasi Dies Natalis PNP yang ke-35 dengan judul “Transformasi Pendidikan Tinggi Vokasi: Peningkatan Kualitas, Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”, mengapresiasi PT Semen Padang dan PNP yang telah melakukan MoU.
Karena, pendidikan vokasi tidak bisa hanya dilakukan intansi pendidikan, tapi harus bersamaan dengan industrinya.
“Semen Padang sudah berdiri sejak 1910. Dan menurut saya, tagline SIG “Go Beyond Next” adalah tiga kata yang menyemangati karyawan Semen Padang yang merupakan bagian dari SIG.”
“Apalagi, Semen Padang sebagai industri semen sudah berkontrubusi dan bermakna sejak tahun 1910. Oleh sebab itu, PNP harus terus mengajak industri untuk mendidik mahasiswanya, dan itu tidak hanya praktisinya saja, tapi dimulai dari kurikulumnya,” kata Kiki.
Kiki juga menyampaikan bahwa pengembangan pendidikan tinggi vokasi saat ini menjadi perhatian Presiden Jokowi. Alasannya, Karena masa depan mereka dan bangsa, kualitas kerja saat ini dan kemudian hari yang masih memperihatikan, serta cerita bonus demografi Indonesia.
“Itu pun kalau kita siapkan pendidikannya dengan baik, kalau tidak, maka bonus demografi akan menjadi bencana bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Direktur PNP Surfa Yondri menyebut bahwa dengan adanya MoU antara PNP dengan PT Semen Padang, tentu akan ada banyak hal yang bisa dikerjasamakan, termasuk peluang pembukaan program studi teknologi semen yang tentunya menjadi tantangan bagi PNP.
Namun begitu, ia optimis bahwa PNP bisa mewujudkan pembukaan program studi teknologi semen, mengingat PNP memiliki 341 dosen dengan total mahasiswa sekitar 6500.
Menurut Surfa Yondri, dengan jumlah dosen sebanyak 341, harusnya mahasiswanya berjumlah sekitar 7000. Apalagi, PNP menargetkan total mahasiswa pada 2024 atau 2025 sebanyak 10 ribu.
“Makanya ini harus menjadi kesempatan kami untuk mengembangkan program studi. Karena, target mahasiswa kita itu 10 ribu. Dan pada 2022 ini, jumlah yang diterima telah ditingkatkan menjadi 2.153 orang atau mengalami kenaikan sekitar 600 orang,” kata Surfa Yondri.
“Apalagi, kami juga ditantang oleh Semen Padang untuk bisa membuka program studi teknologi semen. Mudah-mudahan ini dapat terwujud. Sebab, peluang atau kesmepatan kerjanya besar. Di Semen Padang saja, jumlah alumni PNP di Semen Padang juga cukup banyak jumlahnya, 14 persen. Ini baru 1 industri semen, apalagi di Indonesia ada 10 industri semen,” kata Surfa Yondri. (rdr)