“Dengan adanya penandatanganan kesepakatan bersama ini, kami dari manajemen Semen Padang berharap dukungan dari walikota se-Sumbar untuk tetap menjadikan Semen Padang sebagai “Tuan Rumah di Negeri Sendiri” di tengah gempuran produsen semen, bahkan asing yang mulai masuk ke Sumbar,” kata Asri Mukhtar.
Ia menyampaikan bahwa Semen Padang dengan pemerintah daerah sudah melakukan program sinergi dan kalaborasi berupa program penanaman pohon kaliandara dengan memberdayakan masayarakat untuk menanamnya.
Apalagi, pohon kaliandra dapat dimanfaatkan untuk wood pellet atau bahan bakar alternatif yang dapat mensubsitusi bahan bakar batubara.
“Kalori yang dihasilkan kaliandra ini cukup tinggi. Dan, ini bisa menjadi program unggulan untuk konservasi energi. Di samping mendapatkan energi, kita juga bisa mendapatkan carbon trade.”
“Nilainya cukup besar. Bahkan, ada suatu daerah yang menjadikan carbon trade ini sebagai pemasukan sekitar Rp19 miliar setahun untuk mendukung industri,” ujarnya.
Selain program penanaman pohon kaliandra, juga ada program untuk lingkungan, yaitu Nabuang Sarok yang terus gencar disosialisasikan Semen Padang kepada masyarakat.
Dan, program ini bertujuan untuk mengubah budaya masyarakat dari membuang sampah secara tidak teratur, dapat diatur dan dipilah dengan baik untuk bisa digunakan pada hal yang produktif.
“Sampah itu sebenarnya kalau di-recycle, tidak ada yang terbuang. Alhamdulillah, kita mencobanya melalui aplikasi Nabuang Sarok.”
“Di mana, sampah yang dipilah masyarakat kami tampung melalui aplikasi Nabuang Sarok dan kami berikan poin yang bisa ditukar dengan berbagai item reward. Kemudian, sampah yang terpilah itu juga akan kami manfaatkan untuk mensubsitusi bahan bakar batubara,” bebernya. (rdr)