“Ajang inovasi ini telah diikuti PT Semen Padang sejak 2013. Keikutsertaan tersebut, telah menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Karena, sudah banyak penghargaan yang diraih oleh tim inovasi yang mengukuti ajang inovasi tingkat nasional maupun internasional,” ungkap Zulkarnaen.
Staf TPM Officer PT Semen Padang, Wan Setiawan yang merupakan Leader Kontingan Inovasi dari PT Semen Padang di ajang IQPC itu menjelaskan, ajang internasional ini diikuti banyak perserta.
“Ada lebih dari 120 tim inovasi dari berbagai negara yang ikut berpartisipasi. Alhamdulillah, semua tim yang dikirim Semen Padang berhasil mendapatkan peringkat tertinggi IQPC,” katanya.
Wan juga membeberkan nama-nama dari lima anggota tim inovasi PT Semen Padang di ajang IQPC tersebut. Untuk tim AIR COMP, beranggotakan Benny Arianto dan Dani Dharma Putra. Tim Robin Hood anggotanya Devi Sulasta, Indra, Erwin Mayunda dan Yudi Permana.
Kemudian STORE 1908, terdiri dari Yoga Hamnika, Rizky Dwi Ernaldi, Imran, Ruki Tri Julman, Mick Donal dan Rudi. Tim Sending terdiri dari Zulvawarman, Vandi Rahmanda, Adenil Muzarwi, Dery Suwandi dan Riky Johan. “Sedangkan Tim Optimus Prime, terdiri dari Muhammad Ikhlas, Nino Perdana, Mardian, Azet Putra dan Sigit Ari Widodo,” kata Wan.
Ketua Tim Optimus Prime, Muhammad Ikhlas mengatakan, ajang IPQC ini sangat luar biasa untuk membooster semangat para peserta dari Semen Padang untuk lebih inovatif dan menghasilkan karya-karya terbaik buat perusahaan, dan suasana kompetisi dengan tim lain, baik dalam negeri maupun luar negeri begitu kompetitif.
“Jadi, sangat terasa sekali persaingannya dan itu membuat kami berusaha maksimal menjadi yang terbaik. Makanya, butuh perjuangan dan kerja keras untuk sampai ke ajang ini. Alhamdulillah, kerja keras kami ini akhirnya mengantarkan kami meraih predikat yang terbaik di ajang inovasi Internasional ini,” katanya.
Muhammad Ikhlas menambahkan, banyak hal yang dilakukan sampai Optimus Prime dan tim inovasi Semen Padang lainnya bisa meraih penghargaan tertinggi di ajang ini. Salah satunya, adalah harus memahami dan menguasai inovasi yang dilakukan.
“Kuncinya, tim harus benar-benar memahami dan menguasai inovasi yang dilakukan, termasuk berlatih presentasi dengan sungguh-sungguh dan berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan juri dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, Nino Perdana bercerita tentang pengalaman pertamanya ikut ajang IQPC ini dimana ia digabung dalam satu stream yang terdiri dari 30 tim dari berbagai negara seperti Thailand, Rusia, Jepang, Singapura, dll. dan diberi waktu dua puluh menit untuk presentasi.
“Ada 30 tim yang berada pada stream C dan terdiri dari banyak negara seperti Thailand, Rusia, Jepang, Singapura, Filipina dan juri kita berasal dari Srilanka, kita diberi waktu hanya 20 menit untuk menyampaikan inovasi kita, Alhamdulillah, berkat persiapan yang matang kita dapat mencapai hasil yang maksimal,” ujarnya.
“Selain itu, kita juga buatkan video tentang inovasi, video tersebut kita selipkan ketika presentasi, karena memang secara visual lebih tergambar perubahan apa yang kita lakukan di dalam proyek kita,” tutupnya. (rdr)