Selain itu di Jorong Sungai Tampang, Sigiran, Panta, Muko Jalan, Batu Nangai, Galapuang dan Pandan Nagari Tanjung Sani sebanyak 242 ton tersebar di 770 petak keramba jaring apung dengan pemilik 197 petani. “Kematian ikan itu semenjak Kamis (16/11/2022) dan di Nagari Koto Malintak pada Sabtu (19/11/2022) pagi,” katanya.
Akibat kejadian itu, 240 petani mengalami kerugian sekitar Rp8,44 miliar, karena harga ikan tingkat petani Rp21 ribu per kilogram. Untuk bangkai ikan masih berada di dalam keramba jaring apung dan petani diminta tidak membung ke dalam danau. “Kita meminta agar petani tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau,” katanya.
Ia menambahkan, untuk lima nagari atau desa ada lainnya seperti, Nagari Duo Koto, Bayua, Maninjau, Koto Kaciak dan Koto Gadang belum ada laporan kematian ikan.
Namun penyuluh pertanian lapangan terus melakukan pendataan kematian ikan tersebut. “Penyuluh pertanian lapangan ini setiap hari ke danau untuk mendata kematian ikan dan petani diimbau untuk memanen ikan dalam mengantisipasi kerugian,” katanya. (rdr/ant)