Ia menceritakan bahwa dalam perjalanannya menuju lokasi Pencanangan Program Solok Selatan Menuju Sentra Sorgum Nasional – Integrasi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Ketahanan Pangan, Ketahanan Pakan, dan Ketahanan Energi terlihat panjangnya antrean kendaraan yang mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“Ini menandakan adanya permasalahan dalam kecukupan ketersediaan BBM, suplai BBM. Ini merupakan potret kecil bahwa utama bisa terjadi kapan saja jika hanya tergantung pada satu produk,” ujarnya.
Untuk itu, katanya perlu adanya BBM alternatif sehingga adanya jaminan ketersediaan BBM sehingga tidak ada lagi antrean kendaraan yang mengisi bahan bakar di SPBU.
“Seperti kata pak Wamentan tadi, kita harus memperkaya alternatif sehingga tidak tergantung pada satu jenis produk. Jika tidak dibuat alternatif yang lainnya, semisal bioetanol kita akan dihadapkan pada hal-hal seperti itu saja,” katanya.
Penggunaan bioethanol, katanya juga akan mengurangi emisi gas rumah kaca. “Karena etanol itu mengurangi emisi,” ujarnya. (rdr/ant)