Bupati Pessel: Penyuluh Harus Mampu jadi Ujung Tombak Sektor Pertanian

Bupati Rusma Yul Anwar didampingi Kepala Dinas Pertanian (kiri tengah) dan Asisten II Yozki Wandri ketika meninjau salah satu stand Jambore Pertanian. (ANTARA)

PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia penyuluh pertanian melalui berbagai pelatihan agar mampu menjawab tantangan ke depan.

Bupati Rusma Yul Anwar mengungkapkan penyuluh memiliki peran strategis, apalagi pertanian adalah tonggak utama ekonomi daerah, dengan kontribusi hingga 38 persen terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahunnya.

“Ya, jadi Ini seiring dengan arus utama pembangunan daerah yang fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ungkap bupati ketika membuka Jambore Penyuluh Pertanian di Painan.

Pada acara bertajuk Membangun Sumber Daya Manusia Pertanian Berdaya Saing Menuju Pertanian Modren itu dihadiri tenaga penyuluh dari 15 kecamatan yang ada dan kepala perangkat daerah di Pesisir Selatan.

Bupati melanjutkan selain penyumbang pertumbuhan terbesar sektor pertanian, khususnya sub-sektor tanaman pangan merupakan penyerap tenaga kerja paling banyak atau sekitar 40 persen dari total 200 ribu lebih angkatan kerja.

Sementara di lain sisi tantangan di sektor pertanian kian besar, mulai dari tingginya tingkat kemiskinan di keluarga petani, keterbatasan kuota pupuk bersubsidi, ilmu pengetahuan petani, penggunaan teknologi hingga regenerasi petani.

Karena itu penyuluh dituntut untuk mampu menjadi ujung tombak sektor pertanian, sehingga target penyejahteraan keluarga petani dapat terwujud dengan baik dan sesuai target yang diharapkan. “Kemudian memetakan potensi dan kelemahan petani dan sektor pertanian daerah,” ujar bupati.

Pada kesempatan itu Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Madrianto menyampaikan peningkatan kualitas sumber daya manusia penyuluh pertanian merupakan sesuatu yang wajib dilakukan.

Sektor pertanian Pesisir Selatan mesti berdaya saing, baik dari sisi sumber daya manusia maupun produk dan olahan produk hasil pertanian. Komoditi yang dihasilkan petani harus menjadi tuan di rumahnya sendiri.

Jangan sampai pasar lokal dikuasai produk dari luar yang pada akhirnya menggerus kesejahteraan petani. “Lewat Jambore ini kami optimis target-target yang ditetapkan dapat tercapai maksimal,” sebut Madrianto. (rdr/ant)

Exit mobile version