EKONOMI, RADARSUMBAR.COM – Negara Asia ini bisa muncul sebagai penyelamat ekonomi RI. Negara yang dimaksud tak lain adalah India.
Hal ini sempat dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Ini juga didukung pernyataan dari kementerian.
Jokowi menyebut India bisa menjadi salah satu negara penyelamat ekonomi RI. Ini terjadi tatkala permintaan dari mitra dagang utama Indonesia, yakni China dan Amerika Serikat (AS), menurun.
“Kalau pasar-pasar besar kita, baik Tiongkok (China) maupun Amerika permintaannya turun, demand-nya agak menurun atau drop, ya mestinya Kementerian Perdagangan bisa menggeser, mengalihkan ke negara-negara lain yang kira-kira memiliki permintaan yang sama,” kata Jokowi beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (10/12/2022).
“Saya lihat punya potensi besar itu India, yang enggak pernah kita rutin kita lakukan pendekatan ke sana,” terangnya dilihat di Youtube Sekretariat Presiden.
Hal yang sama sebelumnya juga sempat dilontarkan oleh Plt Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Abdurohman.
Ia menyatakan ada beberapa negara dengan pertumbuhan ekspor tertinggi selama 2022, antara lain Singapura, Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan India.
“Kalau lihat data ekspor, ada India, Jepang, Korea Selatan dan Singapura yang pertumbuhan ekspor lebih tinggi dari tahun lalu,” ungkapnya di sela-sela acara Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Badung, Bali.
Akan tetapi, untuk ke depan hanya India yang diperkirakan mampu tumbuh tinggi. Riset UOB menunjukkan ekonomi India pada 2022 bisa tumbuh 7% dan 2023 mencapai 6,5%. Sementara tiga negara lainnya alami perlambatan yang cukup signifikan.
“India kan memang tumbuhnya diprediksi paling tinggi,” terangnya. Maka dari itu ketika ekonomi China memburuk, India akan menjadi negara tujuan utama ekspor nasional. Salah satunya untuk komoditas minyak kelapa sawit.
Sebagaimana diketahui saat ini ekspor Indonesia ke depannya diprediksi akan mengalami penurunan akibat semakin rendahnya harga komoditas internasional hingga turunnya permintaan dari mitra dagang utama Indonesia.
Disebutkan penurunan permintaan muncul dari mitra dagang utama Indonesia, yakni China dan AS yang tengah kesulitan.
Kedua negara tersebut kini tengah berjuang untuk mengatasi perlambatan ekonomi yang diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan. (rdr/cnbc)