Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima juga memberikan dorongan kepada PLN untuk lebih berkontribusi terhadap pemerataan listrik di Indonesia. “Namun 2022 ini kami melihat inflasi akan tinggi, termasuk di Sumbar. Keadaan ini perlu disikapi dengan kerjasama dan gebrakan dari pemerintah dan BUMN,” katanya.
Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto menyebut, PLN bekerja maksimal untuk mendukung pertumbuhan Sumbar, khususnya pertumbuhan ekonomi, dengan pelayanan kelistrikan terbaik.
Adi menyampaikan bahwa kondisi kelistrikan Sumbar saat ini cukup dan andal. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar dipasok dari pembangkit dengan kapasitas total 778,42 MW. Pada kondisi beban puncak, maksimal daya terpakai adalah 583,60 MW. Artinya dipastikan ada ketersediaan cadangan pasokan sebesar 194,82 MW atau sekitar 25,03 persen.
“Ada dua lokasi atas laporan Komisi VI yang kami tidak lanjuti, salah satunya sudah mendapatkan aliran listrik dan satu lokasi lagi proses pembangunan jaringan, dimana kami terkendala pada akses jalan dan beberapa lainnya yang cukup menantang. Namun tentu kami akan mengupayakan segera rampung. Tindak lanjut segera kami lakukan sebagai bentuk komitmen terhadap keberhasilan pembangunan daerah,” lanjut Adi.
PLN UID Sumbar, kata Adi, pun telah membangun 2 SPKLU pada tahun 2022 dan ditargetkan akan ada 3 SPKLU pada 2023 dan 6 SPKLU pada 2024. “Ini adalah komitmen PLN UID Sumbar mendukung transisi energi fossil ke energi bersih melalui penggunaan kendaraan listrik,” sebut Adi kemudian. (rdr)