Semen Padang Punya Program Aquaman, Apa Ya?

Dampak lingkungan yang dihasilkan adalah berupa efisiensi air pada tahun 2022 sebesar 5.667.660 m3.

Lingkungan hijau Semen Padang

Lingkungan hijau Semen Padang

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Program AQUAMAN ini juga terimplementasi pada kebijakan lingkungan PT Semen Padang, sehingga terjadi realisasi konservasi air.

Dampak lingkungan yang dihasilkan adalah berupa efisiensi air pada tahun 2022 sebesar 5.667.660 m3. Nilai tambah dari inovasi ini adalah berupa perubahan rantai nilai (value chain optimization) dan keuntungan yang diperoleh dari inovasi ini.

“Dengan adanya program ini, PT Semen Padang dapat melakukan penghematan biaya sebesar Rp133.190.010,00 pada 2022, dan perubahan perilaku pada internal perusahaan dalam meminimalisasi penggunaan air untuk operasional pabrik,” ujarnya.

Program AQUAMAN ini, kata Musytaqim, juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, karena mendapatkan keuntungan dengan meningkatnya pasokan air bersih dari water plan PT Semen Padang untuk penyaluran menuju PAMSIMAS.

“Dalam setahun, penyaluran PAMSIMAS sebesar 44.000 m3/bulan pada tahun 2022 ini,” ujarnya.

Untuk pengelolaan terhadap udara, lebih lanjut Musytaqim menyampaikan bahwa PT Semen Padang mengimplementasikan program Produksi Semen Non-Ordinary Portland Cement (Non OPC) Reguler, pemanfaatan gas buang Pabrik Indarung V menjadi energi listrik untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Melakukan optimasi kinerja peralatan pengendali emisi, dan mengurangi emisi GRK di Pabrik Kantong dengan teknologi On-Grid Photovoltaic, dan melakukan pemasangan Jet Pulse Filter (JPF) di Intermediate Silo Klinker Indarung IV untuk melakukan pengurangan pencemaran udara pada unit-unit proses yang merupakan hotspot yang berasal dari kajian Life Cycle Assessment (LCA).

“Berdasarkan perhitungan dari neraca massa, terdapat pengurangan beban emisi sebesar 3.812.682,46 ton CO2eq dan 5.175,00 ton partikulat akibat adanya program pemasangan JPF tersebut,” ujarnya.

Program pemasangan JPF di Intermediate Silo Klinker Indarung IV, jelas Musytaqim, merupakan inovasi PT Semen Padang dalam mengatasi permasalahan di Intermediate Silo Klinker Indarung IV 4W1P91 & 4W1P51 untuk menurunkan emisi konvensional (partikulat) yang dihasilkan dalam proses transport material.

“Inovasi ini pertama kali diimplementasikan di Indonesia pada Sektor Industri Semen atau menurut Best Practice 2021 dari Kemen LHK, sebelumnya belum pernah inovasi ini diimplementasikan di sektor Semen, PLTU, PLTD, Migas LNG/LPG/UP, Petrokimia, Kertas, dan Pupuk. Program JPF ini juga telah memperoleh Paten Sederhana dari HAKI yang terbit pada 18 Juni 2021,” kata Musytaqim.

Kemudian untuk keberhasilan melakukan pengelolaan limbah B3, Mustaqim menyampaikan bahwa PT  Semen Padang mengimplementasikan program pemanfaatan limbah B3 internal majun bekas sebagai bahan bakar alternatif, seperti oli bekas dan lain sebagainya.

Selain itu, penggunaan kembali minyak transformator dengan metode dehidrasi vakum dan kantong filter bekas untuk substitusi sumber energi sebagai bahan bakar dan bahan baku alternatif untuk melakukan pengurangan dan pemanfaatan limbah B3 pada unit-unit proses yang merupakan hotspot yang berasal dari kajian LCA.

Sedangkan pengelolaan limbah Non B3 seperti sampah, PT Semen Padang juga telah meluncurkan program Nabuang Sarok pada puncak HUT ke-64 Pengambilalihan PT Semen Padang dari tangan Belanda yang diperingati setiap 5 Juli. Aplikasi berbasis web ini merupakan wadah yang disediakan perusahaan untuk membantu pemerintah dalam pengolahan sampah.

“Selain membantu pemerintah dalam menangani persoalan sampah, bagi kami di PT Semen Padang, sampah atau sarok yang ditabung melalui aplikasi Nabuang Sarok itu nantinya akan kami gunakan untuk mensubsitusi bahan bakar batubara,” pungkas Musytaqim. (rdr)

Exit mobile version