Masalah stunting, kata Srikurnia melanjutkan, disebabkan bukan hanya karena asupan gizi balita. Masalah PHBS, pola asuh ibu kepada anaknya dan cara pemberian makanan, dan ketidakpahaman ibu terkait masalah gizi seimbang juga menjadi penyebab terjadinya stunting.
Namun begitu, dia menyampaikan bahwa masalah gizi seimbang bukan berarti mahal. Masalah stunting bukan hanya disebabkan oleh faktor ekonomi. Ini masalah anak-anak masa pertumbuhan butuh protein tinggi, seperti nabati dan hewani.
“Kalau nabati tidak harus mahal, tahu dan tempe itu nabati. Kemudian hewani itu, telur dan daging. Agar tidak terjadinya stunting, ibu-ibu harus bisa mengolah nabati dan hewani menjadi makanan yang enak dikonsumsi oleh balita kita,” katanya.
Pada kesempatan itu, Srikurnia juga berharap agar generasi remaja sekarang ini, ke depan harus melek dengan pengetahuan tentang stunting dan apa penyebabnya. Karena, selain masalah asupan gizi yang kurang serta tidak menerapkan pola PHBS, faktor lain penyebab stunting adalah soal siklus hidup generasi remaja.
Misalnya, apakah remaja menderita anemia atau tidak. Ketika akan menikah, ELSIMIL atau aplikasi skrining dan pendampingan untuk calon pengantin dipahami calon pengantin atau tidak. ELSIMIL itu sangat penting dalam mengedukasi calon pengantin.
Sebab, 70 persen setelah menikah mereka pasti hamil. Dan tentunya remaja sekarang ini, khususnya remaja putri, diharapkan paham bagaimana siklus hidup setelah menikah. “Remaja kita setelah menikah dan hamil akan ada perubahan pada tubuh.”
“Saat hamil, asupan makanan yang dikonsumsi juga harus seimbang. Kemudian sesudah melahirkan, balita harus diberikan ASI ekslusif, dan harus tahu juga bagaimana pola asuh kepada balita.”
“Jadi, ini lah siklusnya. Kalau tidak ditangani siklus ini dari hulunya, maka dapatlah kita anak-anak dengan stunting,” ungkap Srikurnia.
Sementara itu, Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan bahwa PT Semen Padang mendukung program Ceting di Rumah Gizi “Santiang” ini.
Dan kata “Santiang” itu dalam pengertian bahasa Minang itu, bagaimana generasi ke depan bisa menjadi generasi the best.
“Ini harapan kita bersama. Mudah-mudahan dengan di launchingnya Rumah Gizi “Santiang ” ini, di wilayah Ring 1 PT Semen Padang, khususnya Pauh, tidak ada lagi generasi yang mengalami masalah gizi atau stunting.”
“Dan, PT Semen Padang sangat mendukung Rumah Gizi “Santiang” ini. Apalagi sebelumnya juga sudah ada MoU antara PT Semen Padang dengan Pemko Padang,” katanya. (rdr)