Hilmar Farid: Cagar Budaya Indarung 1 harus Punya Imajinasi

Indarung 1 ini skalanya tidak main-main. Indarung 1 itu suatu kompleks besar.

Dirjen Kebudayaan langsung meninjau pabrik Indarung 1 Semen Padang. (Dok. Humas)

Dirjen Kebudayaan langsung meninjau pabrik Indarung 1 Semen Padang. (Dok. Humas)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid menyampaikan dalam mengelola Cagar Budaya, harus memiliki visi dan kemampuan mengimajinasikan sesuatu dalam mengerahkan sumber dayanya.

Kemudian, mengesekusinya dalam sebuah organisasi. Menurutnya, nilai yang sangat besar terletak di sana. “Indarung 1 ini skalanya tidak main-main. Indarung 1 itu suatu kompleks besar,” ujanya.

Maka dari itu, lanjutnya, kepada peserta FGD, belajarlah dari Industri Heritage (Kawasan Indarung 1) untuk membangun imajinasi, dan belajarlah memobilisasi dan membangun organisasi.

Karena, ini sangat esensial untuk dijawab sebelum memikirkan kegiatan-kegiatan lainnya yang akan dibuat atau diselenggarakan di Kawasan Cagar Budaya Indarung 1 Semen Padang ini.

Namun begitu, dirinya yakin pelaku budaya dan seniman di Sumbar memiliki kemampuan kreatif untuk membangun mimpi bersama dalam mengelola Kawasan Cagar Budaya Indarung 1.

Sehingga ke depan bisa menjadi destinasi wisata industri heritage. Karena, yang namanya cultural tourism ataupun heritage tourism, berkaitan dengan ekonomi.

“Sekarang ini di dunia yang namanya heritage tourism dan cultural tourism merupakan salah satu yang paling besar. Kalau bicara angka, perkiraannya totalnya 500 miliar dolar per tahun.”

“Untuk itu, saya juga berharap pemerintah daerah harus dapat menjadi fasilitator bagi pelaku budaya dan seniman. Mohon maaf, selama ini itu belum terjadi,” ungkapnya.

Alumni Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia itu juga menyampaikan soal cagar budaya atau warisan budaya.

Kata dia, walaupun dia benda mati, tetapi ketika diberikan makna terhadapnya, maka banyak sekali hal-hal yang bisa muncul, termasuk berbagai pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting dan relevan untuk hari ini.

Cagar budaya, sebutnya, itu betul berasal dari masa lalu, tapi harus jelas poin relevansinya untuk di masa sekarang ini.

Kemudian, manfaat dari kehadiran cagar budaya atau warisan budaya juga harus jelas. Dan menurutnya, kalau untuk memberikan segala macam insight, itu merupakan suatu hal.

Tapi manfaat yang sifatnya langsung, paling penting dan mendasar, harus bisa menumbuhkan rasa memiliki dan rasa menjadi bagian.

“Kalau tidak berhasil melahirkan efek itu, maka kita mesti bicara tentang bagaimana ini bisa dikelola, sehingga bisa menumbuhkan rasa memiliki dan rasa menjadi bagian.”

“Karena, ada banyak warisan budaya yang tidak dikenal akibat tidak adanya pengelolaan yang baik, bahkan tidak dilindungi, sehingga hilang begitu saja,” ujarnya Hilmar Farid. (rdr)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version