PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade menegaskan dukungan partainya terhadap kebijakan pemerintah terkait hilirisasi sumber daya alam (SDA). Dukungan itu merupakan pengejawantahan dari manifesto perjuangan Partai Gerindra di bawah pimpinan Prabowo Subianto, yang ingin sekali sumber daya alam Indonesia diolah di dalam negeri.
“Dari awal perjuangan manifesto Partai Gerindra di bawah kepemimpinan Pak Prabowo ingin sekali sumber daya alam kita diolah di dalam negeri. Untuk itu kami mendukung kebijakan presiden Jokowi melakukan hilirisasi. Termasuk kebijakan presiden yang akan melarang ekspor tembaga dan bauksit, kami sepenuhnya Fraksi Gerindra mendukung itu,” kata Andre, Selasa (7/2/2023).
Andre mengatakan itu dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (6/2/2023). “Dari awal Pak Prabowo selalu bilang kebocoran-kebocoran. Itu mungkin menginspirasi pemerintahan Pak Jokowi apalagi sekarang Pak Prabowo sudah menjadi bagian pemerintahan Pak Jokowi. Sehingga sekarang Pak Jokowi memerintahkan Pak Bahlil melakukan hilirisasi dan melarang ekspor. Itu terinpirasi dari Pak Prabowo,” imbuh Andre.
Andre mengatakan, kebijakan hilirisasi yang diterapkan pemerintah telah mengundang investasi masuk ke Indonesia dan membuka lapangan kerja. Salah satunya investasi smelter dari China. Namun demikian, publik bertanya-tanya apa dampak positif investasi bagi rakyat Indonesia di tengah isu serbuan TKA asal China ke Indonesia yang kembali mengemuka.
“Kita tahu smelter-smelter banyak berinvestasi di Indonesia. Apa keuntungan yang didapatkan pemerintah. Pajaknya berapa, lapangan kerja dibuka berapa, apa nilai tambah keberadaan smelter China bagi Indonesia. Karena kita lihat, kalau kita pulang terbang di bandara malam-malam Pak Bahlil terutama di terminal 2, saya kalau landing malam itu sering dengan TKA TKA dari China, mereka ramai satu pesawat. Ini jadi pertanyaan publik dan harus dijawab,” kata Andre.
Lebih lanjut terkait TKA, Andre mengatakan Indonesia pernah mendatangkan investasi dari berbagai negara seperti Jepang, Korea, Amerika, hingga Eropa. Namun, bersamaan dengan itu tenaga kerja asing tidak serta merta membanjiri Indonesia.
“Kita tahu dulu kita ada investasi dari Jepang, Korea, Amerika, Eropa. Mereka hanya mengirim ekspatriat. Tapi dengan China ini, sampai tukang gali pun dari China. Kasus Meikarta dulu tahun 2017 itu tukang galinya, operatornya, dari China. Apakah tenaga kerja itu hanya untuk membangun, apakah setelah membangun mereka kembali, itu tolong dijawab Pak Bahlil,” kata Andre.
Andre pun mengingatkan agar ke depan investasi yang masuk ke dalam negeri harus mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia. “Karena ini menjadi pertanyaan publik, kenapa kalau investasi asing dikirim ekspatriat saja, tapi kok China ini di smelter-smelter itu ada ribuan pekerja. Padahal harapan kita investasi asing ini bisa membuka lapangan pekerjaan. Tapi masa kita sudah kasih lahan kita, sumber daya alam kita, eh mereka ikut numpang kerja di tempat kita dan jumlahnya banyak, ribuan sekali datang,” tegas Andre.
Menjawab pertanyaan Andre, Menteri Investasi bahlil Lahadalia memastikan tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia telah diseleksi secara ketat dan memiliki keahlian khusus di satu bidang tertentu.
“Begitu pekerjaan mereka selesai, pelan-pelan tenaga kerja asingnya akan pulang. Seperti di PT GNI, saya kemarin panggil Bupatinya dan tim saya sedang bekerja, dari total 12.000 karyawan itu hanya hampir 1.400 yang pegawai asingnya. Itu yang mengoperasikan teknologi pada level-level tinggi, selebihnya tenaga kerja dalam negeri,” kata Bahlil. (rdr)