Lebih lanjut terkait TKA, Andre mengatakan Indonesia pernah mendatangkan investasi dari berbagai negara seperti Jepang, Korea, Amerika, hingga Eropa. Namun, bersamaan dengan itu tenaga kerja asing tidak serta merta membanjiri Indonesia.
“Kita tahu dulu kita ada investasi dari Jepang, Korea, Amerika, Eropa. Mereka hanya mengirim ekspatriat. Tapi dengan China ini, sampai tukang gali pun dari China. Kasus Meikarta dulu tahun 2017 itu tukang galinya, operatornya, dari China. Apakah tenaga kerja itu hanya untuk membangun, apakah setelah membangun mereka kembali, itu tolong dijawab Pak Bahlil,” kata Andre.
Andre pun mengingatkan agar ke depan investasi yang masuk ke dalam negeri harus mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia. “Karena ini menjadi pertanyaan publik, kenapa kalau investasi asing dikirim ekspatriat saja, tapi kok China ini di smelter-smelter itu ada ribuan pekerja. Padahal harapan kita investasi asing ini bisa membuka lapangan pekerjaan. Tapi masa kita sudah kasih lahan kita, sumber daya alam kita, eh mereka ikut numpang kerja di tempat kita dan jumlahnya banyak, ribuan sekali datang,” tegas Andre.
Menjawab pertanyaan Andre, Menteri Investasi bahlil Lahadalia memastikan tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia telah diseleksi secara ketat dan memiliki keahlian khusus di satu bidang tertentu.
“Begitu pekerjaan mereka selesai, pelan-pelan tenaga kerja asingnya akan pulang. Seperti di PT GNI, saya kemarin panggil Bupatinya dan tim saya sedang bekerja, dari total 12.000 karyawan itu hanya hampir 1.400 yang pegawai asingnya. Itu yang mengoperasikan teknologi pada level-level tinggi, selebihnya tenaga kerja dalam negeri,” kata Bahlil. (rdr)