Yesias Petrus Boeboe, Dulunya Ingin Jadi Pelaut tapi Justru Jadi Petinggi IOH

Meski impian jadi pelaut tidak menjadi kenyataan, Yesias tidak patah semangat dan tetap meneruskan pendidikannya di Universitas Kristen Indonesia (UKI) jurusan Ekonomi.

Yesias Petrus Boeboe saat memegang penghargaan untuk IOH. (Dok. Istimewa)

Yesias Petrus Boeboe saat memegang penghargaan untuk IOH. (Dok. Istimewa)

MEDAN, RADARSUMBAR.COM – Ini kisah Yesias Petrus Boeboe, yang merasakan lika liku perjalanan karirnya hingga akhirnya menduduki jabatan SVP – District Operational Head of Sumatera Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

Perjalanan hidup seseorang memang tidak tertebak. Terkadang cita-cita masa kecil justru membawa seseorang ke puncak bukit kehidupan yang lain.

Berawal dari keinginannya menjadi seorang pelaut. Yesias terinspirasi jejak sang ayah, seorang pelaut. “Sejak kecil saya mencintai lautan karena Ayah sering membawa saya naik kapal laut.”

“Tetapi ternyata usaha saya untuk menjadi pelaut tidak terjadi karena gagal masuk Akademi Ilmu Pelayaran. Akhirnya saya mencoba bidang lain,” ucap Yesias sambil mengenang masa lalunya.

Meski impian jadi pelaut tidak menjadi kenyataan, Yesias tidak patah semangat dan tetap meneruskan pendidikannya di Universitas Kristen Indonesia (UKI) jurusan Ekonomi.

Karir pertamanya di Bank bertahan hanya di tahun pertama saja, karena pekerjaan di ‘belakang meja’ tidak sesuai dengan minatnya. “Saya ingin bertemu banyak orang dan bisa berpetualang.”

“Akhirnya saya putuskan keluar dari perbankan dan masuk dunia telekomunikasi sebagai merchandiser. Tentu saya mendapat pertentangan dari keluarga perihal penurunan pendapatan, tapi saya menikmati pekerjaan saya.”

“Saya bisa belajar banyak hal mulai dari manajerial hingga operasional,” ucap pria blasteran Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, India dan Portugis ini.

Karirnya pun semakin menanjak. Berkat kepiawaian dan keinginan besar untuk belajar, ia mendapat jabatan Supervisor, Assistant Coordinator, hingga Area Coordinator wilayah Jabotabek.

Namun, saat 5 bulan sebagai Area Coordinator, Yesias mulai dilirik untuk bergabung ke perusahaan Telco baru yaitu Tri tahun 2007. “Awalnya saya ragu karena saya tidak punya cukup informasi mengenai Tri, terlebih saat itu akses internet selular terbatas.”

“Tetapi setelah melihat promosi Tri yang cukup gencar di TV, akhirnya saya putuskan bergabung di bulan Juli tahun yang sama sebagai Promotion Marketing Supervisor di Jakarta Pusat,” ujar pria yang ingin bekerja di pelabuhan ini.

Yesias merupakan tipe pekerja yang tidak mengejar jabatan. Sebagai prajurit karir, Ia hanya ingin memberikan yang terbaik setiap harinya dan baginya posisi atau jabatan akan mengikuti.

Dia memilih fokus di bidang penjualan dan pemasaran, mengikuti jejak sang Ibu yang piawai di bidang bisnis. Terbukti keuletannya membuahkan prestasi cemerlang yaitu dua kali terpilih sebagai Supervisor Terbaik dan Manager Terbaik.

Tidak berhenti sampai disitu, pria yang sudah 16 tahun berkarir di telekomunikasi ini terus mengembangkan potensinya di tempat baru yaitu regional Sumatera sebagai District Operational Head (DOH). Yesias menjadi DOH termuda di IOH dan merasa beruntung ditempatkan di Sumatera.

Perjuangan Yesias di Sumatera tidaklah sia-sia. Ia berhasil menorehkan prestasi sebagai Best District Operation Head & Best 3ID District di ajang tahunan Kick Off Sales Meeting Indosat Ooredoo Hutchison di Bali, Januari lalu.

“Tim saya di Sumatera memiliki militansi yang tinggi dan kami memiliki keterikatan emosional seperti saudara. Dulu pencapaian region Sumatera kurang baik, tapi karena kerja keras tim, akhirnya Sumatera berhasil menjadi juara nasional dari aspek penjualan”, ucapnya bangga.

Yesias bersyukur dengan adanya merger IOH, semakin banyak penambahan sites di Sumatera. Ia dan tim Sumatera kemudian membuat skema penjualan yang lebih menyentuh ke area rural yang belum terjangkau Tri.

Sesuai dengan visi dan misi IOH, Tri ingin menjadi provider yang memberikan pelayanan digital dan menghubungkan Indonesia.

“Strategi penjualan Tri tahun ini ialah fokus ke 1.300 desa dari 25.000 desa di Sumatera dengan pendapatan rata-rata di bawah 25 juta.”

“75 persen kami masih menggunakan conventional selling, selebihnya kami akan gunakan kekuatan sosial media untuk menambah brand awareness Tri”, ucap pria yang punya prinsip selalu rendah hati.

Harapannya sebagai District Operation Head Sumatera, Yesias ingin kesejahteraan timnya di Sumatera lebih baik lagi, terutama di level Supervisor yang sudah bekerja keras melampaui objektif perusahaan.

Ia juga membagikan tips bagi para pejuang revenue untuk tidak takut terhadap target yang diberikan perusahaan. “Sebagai orang operation dan sales, fokus pada proses untuk mengejar angka di atas target.”

“Dengan sikap seperti ini, kita akan melakukan perbedaan. Kerja keras pasti membuahkan hasil yang terbaik,” ucap Yesias, si anak bungsu calon pelaut peraih banyak prestasi. (rdr-008)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version