PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mendukung penuh langkah Telkom Group menggabungkan IndiHome ke Telkomsel dengan mengusung fixed mobile convergence (FMC).
Melalui strategi FMC, Telkom akan terus memperkuat penetrasi pasar, efisiensi biaya dan keunggulan operasi, seiring dengan upaya meningkatkan pengalaman terbaik pelanggan.
Hal itu disampaikan Andre dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Telkom Group membahas penataan Business to Consumer (B2C) dan Business to Business (B2B) di Telkom Group yang diwujudkan melalui Fixed Mobile Convergence (FMC).
“Telkom sedang melakukan aksi korporasi berupa penataan bisnis B2B dan B2C yang diwujudkan melalui implementasi Fixed Mobile Convergence (FMC). Strategi ini dapat meningkatkan inovasi produk, layanan dan membuka ruang pertumbuhan bisnis baru, yang pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagi seluruh pihak. Langkah ini patut kita dukung,” kata Andre dalam keterangan resminya, Kamis (6/4/2023).
Andre mengatakan, Telkom saat ini sedang menghadapi dilema. Di satu sisi Telkom dipaksa membangun infrastruktur telekomunikasi tetapi pendapatannya tidak ada. Sementara di sisi lain, eksistensi Telkom sebagai industri telekomunikasi nasional kini tergerus oleh kehadiran Over The Top (OTT).
“Karenanya diperlukan langkah kreatif oleh operator telekomunikasi agar dapat meningkatkan value dari industri telekomunikasi. Hal ini merupakan sebuah adaptasi sehingga posisi operator telekomunikasi menjadi aspek yang penting bagi OTT, dimana OTT akan semakin bergantung dengan operator telekomunikasi atau bahkan akhirnya OTT yang akan membuat kerja sama yang lebih menguntungkan kedua belah pihak untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” terang Andre.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan integrasi antara bisnis mobile dengan fiber menjadi satu keniscayaan. Melalui transformasi ini Telkom diharapkan mampu memberikan layanan yang lebih utuh kepada masyarakat dan juga meningkatkan revenue dalam jangka panjang.
“Kita harus melakukan transformasi dengan cepat dan tepat sasaran. Sehingga layanan, baik layanan mobile maupun broadband dapat diintegrasikan dalam satu rumah sehingga masyarakat nantinya merasakan layanan ini terintegrasi,” kata pria yang akrab disapa Tiko ini.
Seperti diketahui, FMC merupakan sebuah keniscayaan bagi operator telekomunikasi dalam beradaptasi dengan peningkatan kebutuhan pelanggan. Layanan FMC diyakini akan meningkatkan customer experience. Dimana pelanggan nantinya akan mendapatkan banyak manfaat dari beragam layanan yang akan ditawarkan, serta mengurangi potensi gangguan akibat down karena jaringan fixed dan mobile akan saling back-up.
Pasar FMC di Indonesia mempunyai potensi yang besar. Dari sekitar 60 juta rumah tangga, sebanyak 25-30 juta rumah tangga mampu menjangkau home broadband. Di samping itu, total pelanggan dari semua operator home broadband saat ini masih di bawah 12 juta rumah tangga. (rdr)