SKIPM Padang Catat 3,34 Juta Benih Udang Vaname Masuk Sumbar, Nilainya Rp1,11 M

Total ada 46 surat kesehatan ikan yang kita keluarkan untuk hasil perikanan yang akan masuk ke Sumbar

Kepala SKIPM Padang, Abdur Rohman (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Hasil Perikanan (SKIPM) Padang, Sumatera Barat, mencatat 3.344.000 atau 3,34 juta benih udang vaname masuk provinsi itu sepanjang Maret 2023.

Kepala SKIPM Padang Abdur Rohman di Padang, Senin, mengatakan pada bulan Maret 2023 total ada 3.414.226 ekor hasil perikanan hidup dan delapan kilogram hasil perikanan non hidup yang masuk ke Sumatera Barat.

“Total nilai hasil perikanan yang masuk itu mencapai Rp1.109.870.000 atau Rp1,11 miliar dengan 46 surat kesehatan ikan yang dikeluarkan SKIPM Padang,” katanya.

Ia menambahkan untuk hasil perikanan hidup, selain benih udang vaname ada ikan hias air tawar 50.805 ekor dengan nilai Rp254.025.000 (Rp254,01 juta). Kemudian benih ikan nila 12.000 ekor senilai Rp1,2 juta, selanjutnya 6.225 ekor ikan cupang senilai Rp622.500.000 (Rp622,50 juta) dan hasil perikanan lainnya 1.196 ekor senilai Rp30.305.000 (Rp30,31 juta).

Ia mengatakan hasil perikanan sepanjang Maret 2023 ini masuk ke Sumbar dari sejumlah daerah mulai dari Jakarta, Surabaya dan Bakauheni.

“Total ada 46 surat kesehatan ikan yang kita keluarkan untuk hasil perikanan yang akan masuk ke Sumbar,” kata dia.

Sebelum dilakukan hasil perikanan itu masuk ke Sumbar pihaknya melakukan cek secara fisik kesegaran ikan hasil tangkapan dengan ciri-ciri daging ikan masih kenyal dan mata ikan yang masih cerah.

Pihaknya juga mengambil sampel ikan untuk diperiksa ke laboratorium.

“Di laboratorium kami akan memastikan apakah ikan ini bebas dari formalin, hestamin, logam berat dan sesuai dengan permintaan. Apabila bebas maka mereka akan diberikan sertifikat yang menyatakan ikan bersih dari penyakit dan layak ekspor,” kata dia.

Menurut dia seluruh fasilitas laboratorium yang dimiliki oleh SKIPM Padang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional untuk memastikan ikan yang akan dikonsumsi masyarakat maupun diekspor terjamin mutunya. (rdr/ant)

Exit mobile version