ICORPAX dari BPKP Perwakilan Sumbar untuk Penilaian Akuntabilitas BUMN

Jadi untuk melihat akuntabilitasnya, kami nanti fokus pada kinerja terhadap keuangan dan pembangunan, termasuk bagaimana Good Corporate Governance atau GCG-nya.

Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara BPKP Perwakilan Sumbar Heru Setiawan. (Dok. Istimewa)

Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara BPKP Perwakilan Sumbar Heru Setiawan. (Dok. Istimewa)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara BPKP Perwakilan Sumbar, Heru Setiawan, menyampaikan ICORPAX ini dilakukan dalam rangka menilai akuntabilitas dari BUMN.

Termasuk anak perusahaan BUMN yang tujuannya untuk melihat peran dari sisi pembangunan maupun keuangannya terhadap pemerintah Indonesia. Karena, BUMN adalah bagian dari kekayaan atau aset negara yang dipisahkan.

“Jadi untuk melihat akuntabilitasnya, kami nanti fokus pada kinerja terhadap keuangan dan pembangunan, termasuk bagaimana Good Corporate Governance atau GCG-nya.”

“Karena, ranah kami disitu. Hasil penilaian ICORPAX ini nanti akan diberikan dalam bentuk skor. Dan, pada akhirnya hasil ini menjadi bagian dari laporan Presiden pada triwulan II,” katanya.

Dalam penilaian ICORPAX, sebut Heru Setiawan, ada lima dimensi penilaian yang masing-masing dimensi tersebut, terdapat beberapa indikator.

Dimensi pertama, yaitu akuntabilitas korporasi pada pembangunan dengan indikatornya, yaitu tingkat kinerja korporasi dan tingkat dukungan korporasi pada agenda pembangunan.

Dimensi kedua, akuntabilitas korporasi pada keuangan negara dengan indikatornya adalah tingkat kesehatan keuangan korporasi dan tingkat dukungan korporasi pada keuangan negara (dividen, pajak). “Untuk dimensi pertama dan dimensi kedua ini, bobot nilainya masing-masing 20 persen,” ujarnya.

Kemudian dimensi ketiga, katanya melanjutkan, adalah kepatuhan dan efektivitas operasional. Pada dimensi ini, ada 30 bobot penilaian dengan lima indikatornya.

Yaitu tingkat kepatuhan korporasi, tingkat efektivitas pelaksanaan TJSL, tingkat kepuasan, tingkat efektivitas proses bisnis dan tingkat efektivitas pengelolaan aset.

Selanjutnya dimensi yang keempat, efektivitas sistem tata kelola korporasi dengan bobot penilaian 20 persen.

Untuk indikatornya, yaitu tingkat efektivitas tata kelola (GCG), tingkat efektivoitas manajemen risiko, tingkat kapabilitas satuan pengawas internal dan tingkat efektivitas sistem pengendalian internal.

Terakhir dimensi kelima, adalah efektivitas pengendalian fraud dengan bobot penilaiannya 10 persen. Indikatornya terdiri dari anti-fraud policy, froud risk assesment, foud detektion, prevention and correction, dan tingkat kejadian fraud.

“Penilaian ICORPAX di Semen Padang ini akan berlangsung selama 15 hari kerja,” pungkas Heru Setiawan. (rdr)

Exit mobile version