Sementara gambir dengan kadar air yang lebih sedikit, harganya bisa lebih mahal. Bahkan harga untuk gambir kering bisa mencapai Rp90 ribu per kilogram.
Selain membentuk lembaga yang bisa mengelola gambir guna menjaga stabilitas harga, Pemprov Sumbar menurut Mahyeldi juga tengah menggagas untuk membuat industri hilirisasi produk gambir.
Hal itu untuk mengolah gambir mentah menjadi produk turunan dengan harga yang lebih baik dan stabil.
“Dua hal itu, lembaga pengelola dan industri hilirisasi gambir itu saling berkaitan dan idealnya dibangun seiring. Kita upayakan keduanya,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumbar Ria Wijayanti mengatakan saat ini proses untuk mengubah TTIC menjadi BLUD telah sampai ke Kementerian Hukum dan HAM.
BLUD Agro itu nantinya menjalankan peran ganda. Selain tetap menjalankan peran TTIC terkait cadangan pangan dan melayani kebutuhan masyarakat terhadap pangan, juga mengelola gambir. (rdr/ant)