Andre mengaku mendengar informasi bahwa ada tekanan dari oknum pejabat Pertamina untuk menghilangkan agen dan pangkalan LPG 3 kg. Alasannya, barang bersubsidi itu akan didistribusikan langsung ke masyarakat melalui balai desa.
Menurutnya, wacana tersebut bukan solusi tepat mengatasi kelangkaan ‘gas melon’. Dia mengatakan kelangkaan terjadi akibat tingginya permintaan, sementara di saat yang sama suplai tidak bertambah.
“Saya rasa itu bukan solusi permasalahan kelangkaan LPG 3 kg. Kelangkaan terjadi karena memang suplai kita tidak naik tapi permintaan bertambah. Karena banyaknya kelas menengah yang mulai turun ke bawah, kesulitan hidup dan akhirnya mereka membeli LPG 3 kg. Kan itu yang terjadi, bukan kesulitan suplai. Tapi memang meningkatnya kebutuhan orang membeli LPG 3 kg,” kata Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Andre meminta agar desakan untuk menghapus agen dan pangkalan LPG 3kg dihentikan. Sebab kebijakan itu akan menyebabkan ratusan ribu pengangguran baru di Indonesia. “Kalau itu dilakukan, agen LPG dihilangkan, akan ada ratusan ribu orang jadi pengangguran baru, Pak Menteri,” kata Andre. (rdr)