Padahal, katanya, UMKM menjadi penyangga lapangan kerja dengan penyerapan 97 persen tenaga kerja.
“Kita ingin pelaku UMKM ini terus naik kelas, sehingga usahanya semakin besar dan berkembang. Untuk itu, program-program yang dilaksanakan Kementerian Koperasi dan UMKM disusun,” katanya.
Saat ini, katanya, usaha mikro dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk jaring pengaman sosial ekonomi.
Usaha mikro dapat mencegah penduduk miskin menjadi semakin miskin, membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Kadis Nakerin) Kota Padang, Ferri Erviyan Rinaldy mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Padang dalam menurunkan tingkat pengangguran dan menumbuhkembangkan wirausaha baru.
“Pemko Padang telah mengadakan job fair, dengan 2.400 lowongan, sampai hari ini baru 400 penempatan. Antara jumlah tamatan sekolah tidak seimbang dengan lowongan pekerjaan,” katanya.
Salah satu tantangan serius yang sedang dihadapi adalah persoalan bahasa atau komunikasi.
“Saat ini, ada permintaan sebanyak 600 perawat dari Padang khususnya untuk ke Jerman, namun, syaratnya harus bisa bahasa Jerman, di sana tantangannya, begitupun dengan Korea Selatan (Korsel), tantangannya juga (persoalan bahasa),” katanya.
Ferri memaparkan 10 alasan Pemko Padang perlu menurunkan tingkat pengangguran dan menumbuhkembangkan wirausaha baru.
10 alasan atau dasar tersebut, yakni demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengurangan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, peningkatan pajak dan pendapatan daerah.
Kemudian, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), daya saing ekonomi, meningkatkan kualitas hidup, menangani masalah sosial serta meningkatkan citra dan reputasi kota. (rdr)