PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Sumatra Barat Endang Kurnia Saputra mengatakan metode transaksi di Tanah Air lebih maju jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Jepang.
“Di Amerika Serikat sendiri yang namanya kartu kredit belum pakai QRIS, sementara di Indonesia sudah menggunakannya. Artinya, kita lebih maju dari mereka,” kata Kepala BI Kantor Perwakilan Sumatra Barat Endang Kurnia Saputra di Solok, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Kepala BI Kantor Perwakilan Sumatra Barat di sela-sela peresmian Pasar Livin Sehat, Inovatif, Aman, Pakai (SIAP) QRIS di Pasar Raya Kota Solok.
Tidak hanya itu, Endang mengatakan mesin anjungan tunai mandiri atau ATM Indonesia juga lebih maju daripada mesin ATM di Jepang maupun di Negeri Paman Sam. Sebab, di Tanah Air masyarakat bisa melakukan berbagai macam transaksi keuangan.
Sebagai contoh masyarakat bisa menggunakan ATM untuk pembayaran uang sekolah, pembayaran tagihan listrik maupun air dan berbagai kebutuhan lainnya yang bisa dibayar langsung lewat mesin ATM.
“Sekarang kita lebih maju lagi karena masyarakat tidak perlu ke ATM dan cukup menggunakan gawai untuk membayar berbagai kebutuhan melalui QRIS,” ujarnya.
Bahkan, pada tahun 2024 BI berencana mengeluarkan gebrakan baru yakni QRIS Tuntas. Artinya, setiap pengguna tidak perlu lagi menggunakan kartu debit di mesin ATM untuk melakukan transaksi tarik tunai.
Adang, sapaan akrabnya, mengatakan animo masyarakat dalam menggunakan QRIS lewat aplikasi Bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tergolong tinggi. Khusus di wilayah Sumatra Barat, BI setempat mencatat pengguna QRIS khusus di 2023 sudah mencapai 365 ribu lebih.
Untuk jangka panjang, BI Provinsi Sumbar akan menyosialisasikan dan memasifkan penggunaan QRIS di seluruh pasar tradisional yang ada di Ranah Minang. Bahkan, para pedagang keliling skala kecil juga diajak menggunakan metode transaksi itu.
“Jadi, 83 persen transaksi QRIS itu gratis karena nilai transaksinya masih di bawah Rp100 ribu,” ujarnya.
Saat ini semua Bank Himbara dan Bank Nagari (bank daerah) tergolong aktif menggunakan metode QRIS. Tidak hanya itu, bank-bank tersebut terus mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah beralih menggunakan metode QRIS. (rdr/ant)