Pemerintah dan Pelaku Industri Diminta Fokus pada Edukasi Keuangan Digital

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Susilo Sudjono mengatakan bahwa edukasi terkait layanan keuangan digital terus menjadi fokus baik bagi pemerintah maupun pelaku industri.

ilustrasi hitungan keuangan

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Susilo Sudjono mengatakan bahwa edukasi terkait layanan keuangan digital terus menjadi fokus baik bagi pemerintah maupun pelaku industri.

APPI selaku asosiasi juga mendukung peran aktif anggota untuk memaksimalkan perannya dalam menyediakan akses pembiayaan yang mudah, aman, dan terjangkau. Susilo menambahkan bahwa APPI juga terus mendorong penyaluran pembiayaan untuk sektor produktif sehingga dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif, termasuk di Kota Bandung.

“Kami optimis bahwa dengan kolaborasi yang kuat dari pemerintah serta pelaku industri, maka masyarakat akan semakin siap untuk menjadi bagian dari ekonomi digital yang sehat dan kondusif,” kata Susilo dikutip Sabtu.

Sementera Dwi Purnomo selaku Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Indonesia Creative Cities Network (ICCN), mengatakan, ekosistem industri kreatif yang sudah terbentuk ini dapat menjadi peluang bagi generasi muda untuk menangkap peluang usaha.

Meskipun peta kompetisi pelaku industri kreatif di Kota Bandung semakin ketat, peningkatan daya saing di tengah kehadiran teknologi menjadi kunci bagi pertumbuhan industri kreatif yang berkelanjutan di Kota Bandung, katanya.

“Akses keuangan digital juga menjadi akselerator perkembangan pelaku usaha, sehingga pemanfaatan terhadap layanan keuangan yang digital perlu untuk terus ditingkatkan, terutama bagi kalangan generasi muda,” kata Dwi menambahkan.

Lily Suriani, General Manager Kredivo, perusahaan pembiayaan digital salah satu anggota APPI, mengatakan sebagai penyandang Creative City Network dari UNESCO, Kota Bandung memiliki pelaku ekonomi kreatif yang banyak dan kompetitif.

Bandung, menurutnya, memiliki 126.184 unit usaha kreatif, jauh lebih banyak dibandingkan dengan Yogyakarta yang hanya memiliki 26.910 unit usaha kreatif, dan Bali dengan 37.857 unit usaha kreatifnya.

“Sebagai pelaku industri ekonomi keuangan digital, kami melihat potensi yang besar dari generasi muda yang melek keuangan bagi pertumbuhan ekonomi. Melalui Generasi Djempolan, kami berharap dapat turut menciptakan ekosistem keuangan digital yang kondusif, mengingat bonus demografi dari generasi muda di Indonesia serta perannya sebagai agen perubahan di masyarakat,” katanya.

Di Bandung sendiri, generasi muda memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi lokal, melalui industri kreatif. Oleh karena itu, di tengah kompetisi yang semakin ketat, daya saing pelaku industri kreatif di kota ini harus senantiasa ditingkatkan, jelas Lily.

“Selain membantu pelaku usaha kreatif untuk meningkatkan daya saing dan memberikan akses untuk membantu meningkatkan transaksi, Gerakan Generasi Djempolan juga diharapkan dapat mengajak lebih banyak generasi muda Bandung untuk mampu berinovasi dan terus mencari peluang pasar,” demikian Lily. (ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version