Ia menambahkan, ke 912 ton ikan mati itu tersebar di empat nagari yakni, Nagari Tanjung Sani sebanyak 400 ton, Nagari Koto Kaciak 300 ton, Nagari Koto Malintang 12 ton, Nagari Koto Gadang Anam Koto 200 ton. Ikan itu mati akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah itu.
Dengan kondisi itu, oksigen di perairan danau vulkanik itu berkurang, sehingga ikan menjadi pusing dan mati. “Kematian ikan 912 ton ini terjadi semenjak 6 sampai 21 Desember 2021,” katanya. Ia mengakui, keramba jaring apung di Danau Maninjau masih ada sebanyak 17.000 petak. Saat ini sekitar 70 persen keramba jaring apung diisi bibit ikan oleh petani. Satu petak keramba diisi sekitar 500 kilogram sampai satu ton bibit ikan. (ant)





















