PADANG, RADARSUMBAR.COM – Memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China mulai berdampak pada produk lokal di Indonesia, khususnya sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Serbuan barang impor ke pasar dalam negeri dikhawatirkan melemahkan daya saing produk UMKM, terutama yang belum siap secara teknologi dan pemasaran digital.
Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza menegaskan pentingnya langkah perlindungan terhadap produk dalam negeri.
“Kami sudah meminta lokapasar agar lebih melindungi produk-produk lokal. Jika tidak disiasati, perang dagang ini bisa berdampak serius bagi pelaku UMKM,” kata Helvi saat membuka kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu di Universitas Andalas (Unand), Padang, Rabu (8/5/2025).
Ia menjelaskan, kementeriannya memiliki kewajiban untuk menjaga agar dampak perang dagang global tidak merugikan pelaku usaha kecil di tanah air.
Upaya perlindungan itu mencakup pelatihan, akses permodalan, hingga perluasan pasar luar negeri, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Namun di tengah upaya tersebut, Helvi mengakui tantangan besar yang masih dihadapi adalah keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
“Tantangan kami di Kementerian UMKM ialah iptek. Ini perlu dicarikan solusi bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan perguruan tinggi,” ujarnya.
Kondisi di lapangan membuktikan hal tersebut. Ratna, pelaku UMKM asal Bukittinggi, mengaku masih kesulitan memasarkan produknya secara digital.
“Sesekali saya jual di marketplace, itu pun kalau dibantu anak saya,” katanya.
Meski demikian, Helvi optimistis. Ia menyebut data BPS 2023 menunjukkan lebih dari 600 ribu UMKM tumbuh di Sumatera Barat dan menyumbang hingga 98 persen struktur ekonomi daerah.
“Ini bukti ekonomi rakyat yang kuat dan harus kita dukung bersama,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI Budi Santoso menyatakan Indonesia menargetkan ekspor tumbuh hingga 7,1 persen pada 2026.
Untuk mencapainya, UMKM menjadi salah satu sektor yang akan didorong memasuki pasar ekspor sebagai strategi menghadapi dinamika perdagangan global. (rdr)