Namun, biaya tersebut belum termasuk renovasi, furnitur, dan biaya operasional, sewa tempat dengan luas minimal 300 meter persegi, hingga ijin reklame sehingga secara keseluruhan estimasi biaya yang harus disiapkan mencapai Rp4 miliar.
Adapun target omzet per bulan minimal Rp1,1 miliar hingga Rp1,8 miliar dengan jangka waktu BEP kurang dari 2 tahun.
“Bagi yang ingin gabung menjadi mitra, kami akan melakukan skrining karena yang kami cari bukan hanya yang kuat dari sisi financial tapi juga memiliki visi dan misi yang sama sehingga brand yang dibangun akan makin berkembang ke depannya,” terangnya.
Pihaknya berharap dalam 10 hingga 20 tahun ke depan RM Payakumbuah akan memiliki 1000 cabang yang tidak hanya buka di seluruh wilayah Indonesia tapi juga hingga mancanegara sekaligus memperkenalkan masakan Padang ke seluruh dunia.
Pria yang akrab disapa Inal ini mengatakan bahwa RM Payakumbuah memiliki keunikan karena menyajikan makanan khas Minang dengan rasa yang masih otentik.
Nah, untuk menghadirkan cita rasa otentik mereka menggunakan bahan baku yang didatangkan langsung dari tanah Minang mulai dari cabai, kelapa, serta beras, termasuk tukang masaknya.
Tak hanya itu, untuk menambah kesan otentik, ambience rumah makan yang dibangun pun tidak luput dari nuansa Sumatera Barat dengan sentuhan modern sehingga menciptakan suasana yang nyaman.
“Keistimewaan dari RM Payakumbuah ini adalah cita rasa otentik Sumatera Barat tapi sedikit disesuaikan dengan lidah masyarakat sini.”
“Misalnya beras di Sumbar karakternya beras perak sedangkan disini beras pulen. Nah, kita di sini bikin tengah-tengah, ngga terlalu perak juga nggak terlalu pulen,” ujarnya.
Adapun menu khas yang menjadi favorit para pengunjung adalah dendeng batokok Rp25.000, talua barendo Rp20.000, ikan asap salai yang bahan bakunya dibawa langsung dari Sumbar Rp15.000, tunjang Rp24.000, rendang Rp21.000, kerupuk kulit siram Rp15.000.
Sementara itu, untuk menu dessert dan minuman yang menjadi favorit adalah Es Durian Rp20.000, Kopmil (kopi milo) Rp20.000, teh talua Rp10.000.
“Ini menu-menu autentik Minang yang menjadi favorit di sini, terutama dendeng batokok, ikan salai, talua barendo, teh talua, dana kopmil yang belum tentu bisa ditemui di rumah makan padang lainnya,” ucapnya. (rdr)





















