“Kondisi-kondisi seperti ini yang akan menimbulkan gesekan-gesekan di tengah masyarakat. Di beberapa daerah tertentu itu bisa menimbulkan potensi konflik tetapi di beberapa tempat akan aman,” imbuh Duski.
Ia mengecualikan untuk daerah-daerah yang sudah heterogen, misalnya Limapuluh Kota, Pasaman Barat, dan Dharmasraya. Namun di daerah-daerah yang homogen seperti Padangpanjang misalnya atau di daerah yang tingkat keberagamannya masih rendah, bisa menimbulkan gesekan, jika ada masyarakat yang masih melaksanakan Natal di rumah masing-masing.
Sejauh ini ditegaskan Duski, dari pantauan tim FKUB kondisi Sumbar jelang Nataru masih dalam kondisi aman dan terkendali. Untuk itu ia berterima kasih kepada pengurus FKUB kabupaten/ kota yang telah berpartisipasi dalam pemantauan situasi jelang Nataru di kabupaten/ kota.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih yang telah memberikan dukungan dalam penganggaran kegiatan FKUB. Namun ia menyampaikan rasa prihatin kepada pemerintah kabupaten/ kota yang belum memberikan perhatian kepada FKUB.
Sementara itu Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sumbar Jefrinal Arifin mengatakan Pemprov Sumbar mendukung penuh dan berupaya agar pelaksanaan Nataru di Sumbar berlangsung kondusif. “Kita akan terus pantau hingga hari H,” ujar dia. (*/rdr)