Kurator Festival Anak sekaligus kurator helatan Galanggang Arang, Mahatma Muhamad mengatakan ada 7 video yang tayang pada layar digital dan lokasinya menyebar di beberapa titik halaman Gubernuran. Selain itu juga ada belasan pameran lukis bertema WTBOS yang dipajang pada satu ruangan khusus di areal acara.
“Karya tersebut merupakan tindak lanjut dari peserta Dialog Temu Kenali Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) dan Lokakarya Pembuatan Konten Video dan Seni Rupa telah terlaksana pra-Festival Anak 11 November lalu,” ujarnya.
Peserta dialog berasal dari Fasilitator dan Pengurus Forum Anak dari 19 Kabupaten Kota di Sumbar. Setelah dialog dan lokakarya, mereka diberi tugas menjelajahi jalur kereta tambang batubara Ombilin di Zona A, B, dan C untuk membuat konten dan karya seni rupa.
“Mereka adalah pewaris yang akan mengambil peran penting dalam pelestarian sekaligus kompleksitas persoalan yang mengancam atribut dan properti dari warisan budaya tersebut.”
“Pengetahuan terkait WTBOS penting didistribusikan kepada anak di Sumbar sebagai warisan dunia yang harus dirawat, manfaatkan dan kembangkan dalam berbagai eksplorasi kerja kreatif dan penciptaan karya,” jelas Atma.
Sejalan dengan Mahatma, Yusuf Fadli Aser, kurator Festival Anak menyebut bahwa lomba kolase seni bertema WTBOS tidak hanya untuk mendekatkan dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak, tapi juga untuk meningkatkan pengetahuan anak Sumatera Barat tentang WTBOS.
“Sebagai salah satu warisan budaya dunia, anak-anak Sumatera Barat juga perlu mengetahui dan ikut serta dalam upaya melestarikan dan menjaga agar WTBOS tetap terjaga.” ucapnya.
Selama dua hari berturut-turut, Festival Anak Sumbar akan menyuguhkan berbagai macam konten kegiatan lainnya diluar lingkup WTBOS seperti senam anak, pameran karya lukis, panggung ekspresi, pertunjukan tari dan teater, pertunjukan Boneka Ventriloquist oleh Obe Jo Gogo, lomba, kelas belajar dan kelas bermain. (rdr)

















