Beberapa faktor internal penyebab kenaikan kasus dan penyebaran virus adalah meningkatnya mobilitas dalam negeri. Selain itu aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik Idul Fitri dan sikap abai masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Perketat
Untuk mengantisipasi masuknya varian baru COVID-19 dari luar negeri, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi telah meminta para petugas di pintu-pintu masuk negara untuk menjalankan prosedur sesuai aturan. Artinya, pintu masuk diperketat.
Tentunya Kemenkes terus berkoordinasi dengan para petugas di pintu-pintu masuk untuk menyusun kebijakan guna mengantisipasi kemungkinan masuknya varian-varian yang berasal dari luar negeri Salah satu aturan yang harus dilaksanakan, yaitu melakukan karantina selama delapan hari dan pemeriksaan PCR negatif sebanyak tiga kali. Diharapkan hal ini bisa diterapkan sesuai dengan prosedur yang telah ada.
Pemerintah juga memantau semua varian yang muncul, baik varian yang menjadi perhatian (Variant Of Concern/VOC), yaitu Alpha, Beta, Gamma, dan Delta maupun varian yang diamati (Variant Of Interest/VOI), yakni Eta, Iota, Kappa, Lambda dan Mu. Begitu juga varian lokal yang muncul di Indonesia.
Per 21 September 2021, varian Eta, Iota, dan Kappa turun statusnya. Sebelumnya masuk ke dalam kategori VOI dengan melihat rendahnya penyebaran menjadi “Variant Under Monitoring”. Pemerintah akan terus memantau situasi negara-negara lain untuk menentukan intervensi yang paling sesuai. Saat ini diterapkan intervensi perjalanan internasional berdasarkan penilaian risiko.
Bisa jadi intervensi antara negara satu dengan negara yang lainnya tidak sama. Saat ini hampir di semua negara varian Delta menjadi varian yang dominan dan berpengaruh besar pada peningkatan kasus. Baru-baru ini karantina wilayah dilakukan di negara tetangga seperti Singapura karena terjadi kenaikan kasus seiring semakin dominannya varian Delta.
Sampai kini belum ada negara yang aman dari pandemi COVID-19 meski cakupan vaksinasinya tinggi. Karena itu, meski sudah divaksinasi jangan lupa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Proaktif
Selain pengetatan di pintu-pintu masuk negara, beberapa daerah juga sedang mengantisipasi kenaikan kasus baru. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, misalnya, proaktif mendeteksi dini dalam mengantisipasi gelombang tiga COVID-19 yang diprediksi bisa terjadi pada Desember 2021.
Deteksi dini tersebut terkait dengan pengalaman Jakarta menghadapi gelombang pertama dan kedua COVID-19. “Sistem deteksi dini itu diaktifkan terus, sampai sekarang belum diturunkan,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kawasan Monas Jakarta, Rabu (22/9) petang.
Deteksi dini tersebut antara lain dilakukan dengan pengujian sampel yang tetap dengan standar tinggi, yakni 8,4 kali lipat lebih tinggi dari standar WHO. Kemudian kegiatan pelacakan (tracing) juga tinggi. Jadi walaupun “positivity rate” DKI telah di angka 0,7 tetapi kegiatan testing tidak rendah, tetapi tetap tinggi. Dengan demikian bisa mendeteksi bila terlihat kasus mulai menunjukkan tren peningkatan bisa langsung waspada.
Yang terpenting, seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga protokol kesehatan dan memastikan keluarga serta kolega untuk ikut vaksinasi. Salah satu kunci dari pencegahan penularan wabah ini adalah lingkungan sendiri. (ant)

















