Founder Ibu Profesional dan Founder Jarimatika Septi Peni Wulandani dalam materi webinar yang disampaikannya, mengupas soal tantangan orangtua di masa pandemi. Kata dia, di masa pandemi ini, semua orang terhenyak mengalami perubahan yang begitu cepat.
Kondisi pandemi ini tantangan semua orang, terutama orangtua, seperti ibu yang mendadak harus jadi guru sekolah dan ayah menjadi kepala sekolah. “Semuanya harus berada di rumah, dan semuanya harus di mulai dari dalam rumah, di samping harus terbiasa pakai masker,” kata Septi.
Kondisi seperti ini, lanjutnya, sudah berlangsung hampir 2 tahun lamanya dan tentunya, semua orang harus siap dalam perubahan yang begitu cepat ini. Orangtua tidak hanya sebagai guru dan kepala sekolah, tapi dalam kondisi seperti ini, orangtua juga harus bisa menjadi teman belajar bagi anak-anaknya.
Namun sayangnya, inilah yang selama ini tidak pernah disiapkan dengan sunguh-sungguh oleh para orangtua, sehingga dalam kondisi pandemi saat ini.
“Para orangtua resah ketika pendidikan sekolah dikembalikan ke rumah. Bahkan, sebanyak 85 persen orangtua stress dan tidak senang dengan kondisi sekolah dikembalikan ke rumah. Namun begitu, ini harus jadi tantangan para orangtua,” ujarnya.
Hampir dua tahun pandemi berlangsung, Septi pun mengingatkan agar semuanya, terutama orangtua untuk menyadari bahwa dunia sudah berubah, karena waktu yang hampir dua tahun tersebut, adalah pengorbanan dan pengalaman yang mahal sekali. Untuk itu, saatnya untuk terus bergerak dan jangan selalu menjadi penonton yang hanya bisa bersorak.
“Mari ubah masalah ini menjadi tantangan. Bagi orangtua terpilih yang mendadak menjadi guru, mari jadikan masalah ini sebagai tantangan yang menarik. Jangan stres dan jadilah orangtua yang percaya diri, karena pendidikan itu memerdekakan, bukan justru memenjarakan,” katanya.
“Pendidikan itu bukan mengajar, pendidikan itu sejatinya adalah “teladan”. Orangtua tidak harus serba tahu untuk menjadi guru, tetapi cukup mau membersamai anak-anak untuk belajar bersama, tumbuh bersama, sehingga anak-anak menjadi cinta belajar dan bernalar,” tambah Septi.
Inisiator Ibu Profesional Dodik Maryanto dalam materinya, menyampaikan soal cara membangun home team keluarga. Kata dia, untuk membangun home team keluarga, harus menentukan indikator sukses dengan melihat perkembangan keluarga dari tahun ke tahun.
“Jangan mengukur sukses keluarga kita dengan indikator sukses keluarga orang lain,” kata Dodik.
Untuk membangun home team keluarga yang baik, Dodik pun juga membeberkan tiga matranya. Pertama, main bersama, karena manusia itu pada dasarnya adalah makhluk hidup yang senang bermain. Kedua, ngobrol bersama. Kata Dodik, ngobrol bersama membuat saling memahami anggota keluarga dengan baik. “Kemudian matra ketiga, adalah beraktivitas bersama,” tutup Dodik. (*)
Komentar