Arkeolog Temukan Makam Batu Berusia 1.800 Tahun di Turki, Ada Harta Karun

Arkeolog juga yakin ada tempat ibadah atau keagamaan dan ruang publik yang masih terkubur di Blaundos

Pemakaman batu dilihat dari atas. Foto: Blaundos Archaeological Excavation Project Archive

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Para arkeolog Turki berhasil menemukan 400 makam dengan desain seperti gua yang dipenuhi lukisan dan harta karun berharga. Makam itu diperkirakan berusia 1.800 tahun yang merupakan bagian dari salah satu pemakaman ruang batu terbesar di dunia.

Makam ditemukan di kota kuno Blaundos, terletak sekitar 180 kilometer timur Laut Aegea, di tempat yang sekarang disebut Turki. Kota ini didirikan pada masa Alexander Agung, berlangsung selama periode Romawi dan Bizantium. Makam dipenuhi sarkofagus, di mana di dalam satu kuburan terdapat banyak kerangka manusia. Ini menunjukkan bahwa kuburan telah digunakan selama beberapa generasi.

“Kami pikir kamar makam batu Blaundos, di mana terdapat banyak sarkofagus, digunakan sebagai makam keluarga, dan makam dibuka kembali untuk setiap anggota keluarga yang meninggal, dan mereka mengadakan sebelum akhirnya ditutup kembali,” ujar Birol Can, arkeolog sekaligus Kepala Penggalian Blaundos di Usak University, Turki.

Kota Blaundos sendiri terletak di sebuah bukit yang dikelilingi oleh lembah, merupakan bagian dari ngarai Usak, yakni salah satu sistem ngarai terpanjang di dunia. Ngarai adalah lembah yang sangat dalam dan luas di antara dua tebing curam. Selain makam, tim juga menemukan dua kuil, tempat pertunjukan, pemandian umum, gimnasium, basilika, tembok kota dan gerbang, saluran air, serta kuil yang didedikasikan untuk pahlawan Yunani atau Romawi kuno.

Arkeolog juga yakin ada tempat ibadah atau keagamaan dan ruang publik yang masih terkubur di Blaundos. Makam ruang batu pertama kali ditemukan pada 2018. Tahun ini, para arkeolog fokus untuk menggali pemakaman tersebut dan menemukan 400 kuburan ruang batu yang di dalamnya terdapat tulang manusia dari abad kedua hingga ketiga Masehi atau pada zaman Romawi.

Hal ini terlihat dari tembikar dan koin, serta teknik lukisan yang menghiasi dinding, kubah, dan langit-langit yang menunjukkan karakteristik Romawi. Sayang, menurut peneliti, kuburan tersebut telah menjadi sasaran empuk para pencuri. Mereka biasanya menghancurkan makam untuk mencari perhiasan berharga dan artefak lain yang ada di dalamnya.

“Kamar-kamar ini tidak dibuat sekaligus. Ini terlihat dari jejak di dinding yang menunjukkan bahwa makam ini pada awalnya dirancang satu ruangan. Namun, pada gilirannya, ketika ruangan sudah penuh, ruangan diperluas dan dibikin kamar kedua, ketiga dan keempat dan seterusnya.” kata Can.

Peneliti menyebut, barang-barang yang ada di dalam kuburan, seperti cermin, diadem, cincin, gelang, jepit rambut, dan artefak dimaksudkan untuk membantu atau menemani almarhum di akhirat. Masih ada ratusan kuburan yang harus digali. Tim berencana akan melakukan studi DNA dan kimia untuk mengungkap leluhur individu yang meninggal, termasuk jenis kelamin, usia, dan asupan makanan mereka. (kumparan.com)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version