Video ini mengangkat kisah Batu si Malin Kundang dengan destinasi wisata Pantai Aia Manieh yang sudah dikenal di berbagai pelosok nusantara bahkan mancanegara.
“Di video ini, kita bisa menyaksikan kepiawaian penulis meramu kisah hingga menjadikannya sebagai tontonan yang menarik dan menghibur. Bagaimana mengkolaborasikan alur cerita dengan pesona atau kekuatan daya tarik destinasi wisata hingga menghasilkan paket seni yang dikemas secara eksklusif,” katanya.
Hal menarik yang menjadikan video ini berbeda dengan karya peserta lainnya adalah kreasi dan inovasi yang ditampilkan penulis.
“Ini bisa menjadi masukan juga bagi dunia pendidikan. Ruang bagi anak memperoleh materi pembelajaran tidak hanya berlaku di sekolah. Ada wadah lain yang bisa dioptimalkan sehingga anak tidak merasa bosan dengan suasana belajar yang monoton, sebagaimana diungkapkan Ganesha, pameran utama video pendek Malin Kundang Mengaji,” katanya.
“Sembari belajar agama, kita bisa menikmati indahnya pesona alam Pantai Air Manis. Bisa melihat langsung Batu si Malin Kundang yang mengisahkan kedurhakaan seorang anak pada ibunya. Suasana pantai yang bersih menjadikan kita lebih bersemangat dalam suasana berwisata yang mengasikkan,” ungkap seorang pelajar kelas IV SD yang telah meraih sejumlah penghargaan bidang seni tari, modelling tingkat provinsi, nasional maupun internasional.
Video Malin Kundang Mengaji juga didukung pemain pemula berbakat, yakni Lenggogeni yang merupakan Wartawati Harian Singgalang, Radit, Nadin, Daffa dan tim kreatif lainnya. (rdr)