Di sisi lain, produser Adi Ekatama menambahkan, film merupakan media komunikasi dan penyampaian pesan yang baik. “Film adalah media komunikasi, memicu awareness yang lebih luas, dan itu yang utama bagi kami,” katanya.
Saat ditanya tentang perasaannya bahwa film yang ia produseri memboyong satu lusin Piala Citra tahun ini, Adi mengaku tidak menyangka. “Saya speechless. ‘Penyalin Cahaya’ ada karena cerita dan keresahan dari Wregas tentang kekerasan seksual. Setelah piala ini, diharapkan pesan yang ingin kami sampaikan bisa semakin didengar dan diterima banyak orang,” kata Adi.
“Penyalin Cahaya” meraih Piala Citra untuk kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, Pencipta Lagu Tema Terbaik, Penata Busana Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Pencapaian “Penyalin Cahaya” dengan 12 piala ini menyalip rekor Piala Citra terbanyak yang sebelumnya dipegang oleh “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak” dengan 10 penghargaan di FFI 2018. (ant)