PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Desa Wisata Apar, Kota Pariaman, Sumatera Barat meraih juara 3 kategori Desa Digital pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang diumumkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada Selasa malam (7/12).
“Alhamdulillah, Desa Wisata Apar menjadi yang terbaik ketiga kategori Desa Digital, tentu hal ini menjadi kebanggaan bagi Kota Pariaman,” kata Wali Kota Pariaman Genius Umar di Pariaman, Rabu (8/12).
Ia mengatakan Desa Apar menyajikan berbagai macam destinasi yang dapat memanjakan mata pengunjung yaitu hutan mangrove yang dilengkapi dengan trek jelajah, gazebo, serta menara. Selain dapat melihat berbagai jenis mangrove dan ekosistem makhluk hidup yang ada di dalam kawasan wisata itu, lanjutnya pengunjung juga dapat menikmati matahari terbenam di pantai yang bersih.
Di kawasan itu juga terdapat penangkaran penyu sehingga dapat melengkapi wisata edukasi yang ditawarkan oleh desa tersebut. “Desa Wisata Apar mempunyai daya tarik unik dengan mengangkat kearifan lokal, yaitu atraksi beruk memetik kelapa yakni ‘Sekolah Tinggi Ilmu Beruk’,” katanya.
Desa Apar juga terdapat kano yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk menelusuri hutan mangrove serta dapat membeli berbagai makanan dan minuman olahan yang bahan bakunya dari mangrove. Karena memiliki banyak keunggulan tersebut maka Desa Wisata Apar masuk ke dalam 50 besar ADWI 2021 dan menjadi desa pertama yang dikunjungi oleh Kemenparekraf RI Sandiaga Uno.
Sebelumnya Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, menjadi salah satu indikator yang memperkuat daerah tersebut masuk ke dalam 50 desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
“Dari 21 desa wisata di Pariaman yang kami kirim untuk masuk nominasi, Desa Apar masuk 50 besar ADWI 2021,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Dwi Marhen Yono di Pariaman.
Ia mengatakan objek wisata di Desa Apar yang mendukung daerah itu masuk ke ADWI mulai dari STIB, penangkaran penyu, wisata trekking ke hutan mangrove, kano di tepi mangrove, dan komunitas latihan selancar di pantai. “STIB itu yang paling menarik, lalu penangkaran penyu,” katanya. (ant)