Atmosfer Mars saat ini penuh dengan karbon dioksida. Untuk mengubah permukaan Mars jadi mirip seperti Bumi dan layak untuk dihuni, dibutuhkan proses seperti terraforming yang membutuhkan biaya dan sumber daya yang tidak sedikit.
Salah satu ilmuwan yang ragu dengan ambisi Musk adalah Roger Wiens, yang memimpin sensor laser SuperCam di rover Perseverance milik NASA. Kepada Daily Mail, Wiens mengatakan atmosfer Mars yang penuh karbon dioksida mungkin cocok untuk menumbuhkan tanaman, tapi hewan dan manusia butuh oksigen untuk hidup.
“Manusia mungkin cukup pintar untuk memakai sistem pernapasan berisi oksigen, tapi apakah hewan bisa cukup pintar untuk menyesuaikan dirinya dengan sebuah sistem jika mereka tidak sanggup berdiri? Saya pikir tidak begitu,” kata Wiens.
“Kita hanya akan melihat banyak hewan mati. Mari kita coba kebun tanaman terlebih dahulu,” imbuhnya.
Jonathan McDowell, ahli astrofisika dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, juga mengaku skeptis dengan ambisi Musk. Ia mengatakan manusia akan butuh waktu hingga beberapa abad untuk bisa mengembangbiakkan hewan di Mars. “Manusia hanya bisa eksis sebagai bagian dari biosfer – ekologi rumit dengan banyak spesies. Jika jika suatu saat nanti membangun kehidupan manusia di Mars yang mandiri, maka kita akan harus membuat bahtera Nuh dalam level tertentu,” kata McDowell.
“Apakah Musk sudah semakin dekat untuk mencapai ini – tidak sama sekali,” sambungnya. (detik.com)