SAWAHLUNTO, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota (Pemko) Sawahlunto, Sumatera Barat, menjajaki kerjasama dengan World Halal Industry and Trade Alliance (WHITA) dan Minang World Foundation (MWF) untuk memberdayakan potensi wisata heritage (kota tua).
Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta di Sawahlunto, Jumat (24/12), mengatakan telah berdiskusi dengan jajaran pengurus WHITA dan MWF terkait kerjasama tersebut, dimana hasilnya dalam waktu dekat ini WHITA dan MWF mulai membuat masterplan (rencana induk).
“Alhamdulillah, respons sangat bagus dan antusias dari pengurus WHITA dan MWF dalam diskusi bersama kami di Jakarta, Kamis (23/12). Selain membuatkan masterplan, pengurus WHITA dan MWF menjadwalkan pada Februari 2022 untuk roadshow (berkunjung) ke Kota Sawahlunto,” kata dia.
Ia menyebut berterimakasih atas perhatian dan dukungan dari WHITA dan MWF terhadap pembangunan Kota Sawahlunto, dimana hal itu berperan strategis bagi percepatan pembangunan dan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.
“Memang dalam membangun Sawahlunto membutuhkan keterlibatan banyak pihak, termasuk tokoh dan pengusaha-pengusaha Minang yang tergabung dalam MWF dan WHITA ini. Untuk itulah kami intens menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak itu, demi percepatan pembangunan Kota Sawahlunto tercinta,” ujarnya.
Kepala Bagian Kominforperhumas Setdako Sawahlunto, Wiza Andrita, yang mendampingi Deri Asta dalam pertemuan itu menjelaskan para tokoh dari WHITA dan WMF yang hadir dalam diskusi tersebut adalah ; Betha A Djardjis dari WHITA CONSULTANTS MWF, Leny Maryouri, PhD dari Business Development Committee WHITA yang juga menjabat CEO PT Pembangunan Investasi Indonesia dan Dr. Kiagus Muhammad Faisal dari tim Halal Hub WHITA yang juga menjabat Sekjen Lembaga Kesehatan MUI.
“Kemudian ada Ferry Adamhar dari Business Development Committee WHITA yang juga menjabat Dubes RI untuk Yunani, Sukrie Bey dari Dewan Pembina WHITA FOUNDATION yang juga Ketua Dewan Pembina MWF, Bally Saputra dari Dewan Pembina MWF yang juga merupakan Pengusaha Properti, Elva dari bendahara MWF dan Laksamana Ardius dari Ketum MWF,” jelas dia.
Ia menambahkan, WHITA adalah perkumpulan berbagai perusahaan, lembaga pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat di dunia yang ingin membangun konsep ekonomi halal serta menyumbangkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan usaha dan jaringan kerja kepada seluruh masyarakat di kabupaten/kota.
“Sedangkan MWF adalah yayasan yang didirikan oleh sebanyak 156 orang tokoh masyarakat Minang, Indonesia yang bergerak dalam melakukan aksi-aksi sosial, keagamaan dan pemberdayaan potensi lokal daerah khususnya di Sumbar,” jelasnya.
Ia mengatakan dalam diskusi tersebut Deri Asta telah memaparkan berbagai potensi yang bisa digarap oleh investor di Kota Sawahlunto, sampai program-program Pemko yang memerlukan sentuhan dukungan dari tokoh perantau Minang. (ant)