Inggris Dilanda ‘Hujan Darah’ Pekan Ini, Begini Penjelasan Ahli

Ilustrasi hujan darah (blood rain). (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Inggris kemungkinan akan dilanda fenomena ‘hujan darah’ pada minggu ini, yang sesuai dengan namanya adalah hujan itu berwarna merah. Apa yang menjadi penyebabnya?

Hujan darah itu rupanya terkait dengan debu yang berasal dari gurun Sahara dan terbawa oleh angin. Citra satelit dari lembaga antariksa European Space Agency (ESA) menampakkan gelombang debu dari Sahara mengarah ke Laut Atlantik sampai Karibia.

Nah, debu itu diprediksi juga bisa sampai ke tanah Inggris. “Mungkin akan bercampur dengan hujan, sehingga mungkin ada sisa debunya di kendaraan misalnya setelah hujan,” kata Mark Parrington, ilmuwan cuaca senior.

Sebelumnya, debu dari gurun Sahara itu sudah memerahkan sebagian wilayah Eropa. Salah satu akibatnya adalah bagian rumah seperti jendela dan kendaraan para warga kotor karena diselimuti dengan debu berwarna merah.

Ilmuwan dari Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) menyatakan bahwa dari waktu ke waktu, makin banyak debu yang terbawa angin dari Sahara ke sebagian Eropa dan Mediterania. Beberapa waktu lalu, debu itu menyebabkan langit di beberapa kota di Spanyol termasuk Madrid menjadi berwarna merah.

Fenomena semacam ini terjadi ketika angin yang kuat menyapu pasir di Sahara dan sedimen organik lainnya, kemudian melontarkannya ke stratosfer, lapisan terbawah atmosfer Bumi, kemudian menyebar sampai lokasi yang jauh.

CAMS menyebut debu tersebut kali ini cukup padat sehingga bisa mengurangi paparan cahaya Matahari ke permukaan Bumi. Juga dapat memicu terjadinya hujan darah itu, ketika konsentrasi tinggi debu atau partikel berwarna merah bercampur dengan hujan, sehingga warnya ikut menjadi merah. (rdr/detik.com)

Exit mobile version