“Ketika melemparkan makanan baru ke pasar, maka harus melakukan mengedukasi konsumen tentang makanan tersebut. Banyak makanan Indonesia yang belum familiar di lidah Orang Inggris dan ini jadi tantangan,” ujar Enggi.
Dia menambahkan, selama produk Indonesia menurutnya belum dikenal di Inggris dan masih kalah dengan negara tetangga yang lebih agresif. Permasalahan utama menurutnya Indonesia masih belum memiliki brand yang jelas, sehingga sulit untuk dikenal.
Enggi juga mengakui Inggris memiliki standar yang sangat tinggi pada sebuah produk yang beredar di pasar, sehingga harus menjadi perhatian UMKM.
“Harus dipikirkan apakah barang-barang tersebut mampu sustainable. Yang sering terjadi pada pengiriman pertama oke, tapi ketika pengiriman kedua dan ketiga kualitas produk menurun atau UMKM tersebut tidak bisa memenuhi kapasitasnya. Jadi ini perlu dipikirkan oleh UMKM ketika mau masuk pasar Inggris,” tutupnya. (*)