Turun Salju di Arab Saudi, Fenomena Alam yang Dikaitkan dengan Kiamat

Kota lainnya yang terdampak hujan lebat dan badai petir adalah Makkah, Madinah, Provinsi Timur, Qassim, Tabuk, Salam, Provinsi Perbatasan Utara, Asir, al-Baha, Jazan, Najran dan Jawf.

Kondisi saat turun salju di Arab Saudi. (ist)

SAINS, RADARSUMBAR.COM – Empat tahun belakangan ini Arab Saudi dilanda fenomena tak biasa, yakni penduduk Arab berbondong-bondong ke Kota Tabuk untuk melihat turunnya salju. BMKG Arab Saudi-pun angkat suara ketika fenomena ini dikaitkan dengan Kiamat.

Kota lainnya yang terdampak hujan lebat dan badai petir adalah Makkah, Madinah, Provinsi Timur, Qassim, Tabuk, Salam, Provinsi Perbatasan Utara, Asir, al-Baha, Jazan, Najran dan Jawf. Salju turun di Makkah dan Madinah pernah terjadi pada 2016 lalu.

Salju juga menyelimuti bagian kota utara Kerajaan Arab Saudi awal bulan lalu. Terakhir kali Kerajaan mengalami hujan salju sebanyak yang terjadi pada tahun 2018. Turunnya salju di wilayah Arab ini dikaitkan dengan akhir zaman dan dekatnya Hari Kiamat? Benarkah demikian?

Selain di Arab Saudi, salju juga pernah turun di wilayah Syam (Palestina, Suriah dan bagian negara lain di Timur Tengah). Salah satu tanda Kiamat, Arab akan menjadi tanah yang subur. Dan ini termasuk tanda kiamat sughro (kecil).

Pertama yang harus dipastikan, salju turun di wilayah Tabuk, tepatnya di Jabal al-Lawz (Jabal al-Loz). Jabal al-Lawz berarti Gunung Almond karena di sana banyak ditemukan pohon Almond.

Tabuk yang berada di sebelah Barat Laut Arab Saudi memiliki letak geografis berada di ketinggian 750 meter dan berjarak sekitar 193 kilometer dari Laut Merah. Wilayah Tabuk berbatasan dengan Yordania dan di sebelah pesisir Barat Laut berbatasan dengan Laut Merah, Mesir.

Letak geografis ini mempengaruhi cuaca di Tabuk, ada musim panas dan musim dingin. Untuk musim panas berlangsung selama 4,4 bulan, dari 20 Mei sampai 1 Oktober.

Sedangkan musim dingin berlangsung selama 2,9 bulan, dari 29 November sampai 25 Februari, suhu tertinggi harian rata-rata di wilayah Tabuk di bawah 22 derajat celcius.

Waktu paling dingin dalam setahun di Tabuk adalah bulan Januari, dengan rata-rata suhu terendah 5 derajat celcius dan tertinggi 18 derajat celcius.

Data dari britannica.com suhu minimum yang tercatat di wilayah utara Arab Saudi yang berbatasan dengan Yordania –termasuk Tabuk- adalah 10 derajat Farenheit atau minus 12 derajat celcius, terjadi pada tahun 1950.

Ketika itu disertai dengan hujan salju yang signifikan dan ketebalan salju sekitar 1 inci atau 2,6 cm. Juru bicara resmi Otoritas Umum Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan (BMKG) Arab Saudi, Hussein Al-Qahtani mengatakan, cuaca di wilayah utara Tabuk dipengaruhi oleh gelombang kutub.

Bahkan pada musim dingin biasa disertai hujan salju yang lebat. Ustadz Ammi Nur Baits, dilansir dari konsultasi syariah mengungkapkan, apa yang disebutkan dalam hadits pasti terjadi.

Jazirah arab yang tandus dengan padang pasirnya, akan kembali menjadi padang hijau, yang banyak rerumputan.

“Hanya saja kita tidak bisa memastikan, kapan ini akan terjadi dan bagaimana cara Allah mengubah gurun gersang menjadi lahan hijau. Apakah karena hujan salju ataukah karena yang lainnya. Semua itu yang tahu hanya Allah,” katanya. (rdr/sdn)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version