“Kami tentu akan sejalan dengan visi Pak Boy untuk menciptakan tokoh yang sederhana, punya keinginan tinggi untuk belajar dan tentunya mengangkat kearifan lokal masyarakat Indonesia. Banyak langkah yang sedang kami rancang agar Si Dul bisa menjadi tontonan yang baik,” papar Dana Riza.
Untuk tanggal perilisan, Boy dan rumah produksi masih merahasiakan. Novel Si Doel Anak Jakarta karya Aman Datuk Madjoindo diterbitkan tahun 1932, saat ini hak ciptanya dipegang cucu Aman, Boy Rafli Amar.
Novel itu menceritakan kehidupan seorang anak Betawi bernama Doel yang hidup pada masa penjajahan, dengan segala kesulitan hidup pada masa itu, Doel tetap berusaha menjadi seorang anak yang gigih dan tangguh.
Aman Datuk Madjoindo dikenal sebagai penulis Minang dan sastrawan Angkatan Balai Pustaka. Dia lahir 5 Maret 1896 di Solok, Sumatra Barat dan meninggal 5 September 1969 pada umur 73 tahun di Solok.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Si Doel Anak Betawi, yang kemudian dijadikan film Si Doel Anak Betawi oleh sutradara Syumanjaya, dan menjadi inspirasi sinetron Si Doel Anak Sekolahan.
Aman pernah mengenyam pendidikan di HIS di Solok serta Kweekschool (Sekolah Raja) di Bukittinggi. Setelah lulus sekolah dia sempat menjadi guru di Padang pada tahun 1919 sebelum pindah ke Jakarta.
Aman Datuk Madjoindo kemudian bekerja di Balai Pustaka sejak tahun 1920. Ia bekerja di tim redaksi bahasa Melayu bersama dengan Sutan Iskandar, Tulis Sutan Sati, Sutan Muhammad Zein dan Sutan Pamuntjak.
Aman Datuk berhenti bekerja di Balai Pustaka pada tanggal 30 Juni 1958. Pada awal masuk Balai Pustaka, Aman pertama kali bekerja sebagai sebagai korektor, sebelum menjadi ajudan redaktur dan kemudian redaktur. Dia juga pernah menjabat direktur penerbit Balai Pustaka.
Ada lebih 20 buku yang telah dikarang Aman Datuk Madjoindo. Si Doel Anak Betawi ditulis pada tahun 1956. Namun jauh dia sebelumnya telah menulis berbagai cerita lain, di antaranya Menebus Dosa (1932), Rusmala Dewi (1932, bersama S. Hardjosoemarto), Sebabnya Rafiah Tersesat (1934, bersama S. Hardjosoemarto), Si Cebol Rindukan Bulan (1934), Perbuatan Dukun (1935), Sampaikan Salamku Kepadanya (1935).
Selain cerita, Aman juga menulis karya-karya Melayu kuno dalam bentuk puisi dan cerita. Puisi-puisinya antara lain Syair Si Banto Urai (1931) dan Syair Gul Bakawali (1936)
Karya-karya yang berbentuk hikayat adalah Cerita Malin Deman dan Puteri Bungsu (1932), Cindur Mata (1951), Hikayat Si Miskin (1958), Hikayat Lima Tumenggung (1958). Dia juga menyelenggarakan penerbitan edisi Sejarah Melayu pada 1959. (rdr/dtk)